LAMPUNG7COM | Mega proyek PLTU Suralaya unit 9 dan 10 nyaris digeruduk emak-emak berdaster, ruwet suami tidak bekerja dan menganggur di rumah, Rabu (3/11/2021).
Emak-emak berdaster mengaku ruwet karena suaminya menganggur di rumah dan tidak ada pekerjaan. Sementara Mega proyek pembangunan PLTU unit 9 dan 10 yang menelan anggaran puluhan triliun tidak mampu menyerap tenaga kerja lokal atau warga di ring satu proyek.
Emak-emak menuntut agar suaminya dipekerjakan oleh perusahaan yang memegang proyek pembangunan PLTU Suralaya unit 9 dan 10. Karena emak-emak berdaster selama ini menilai, hanya orang luar Suralaya yang dipekerjakan.
Sementara tenaga kerja yang berasal dari warga ring satu tidak terserap penuh oleh pembangunan Mega proyek PLTU Suralaya unit 9 dan 10, tidak diakomodir.
“Ini proyek besar dan di depan mata kita, masa yang di rekrut itu hanya orang luar sementara orang pribumi ya tidak,” ujar Linda kepada media.
Dikatakan Linda, pihaknya berencana akan menggeruduk kantor PLTU Suralaya unit 9 dan 10 bersama emak-emak berdaster lainnya. Akan tetapi pihaknya mendatangi kediaman anggota DPRD Kota Cilegon terlebih dahulu.
“Kita mau ke rumah pak dewan erik dulu, setelah itu kita akan lanjutkan ke kantor proyek 9 dan 10 bersama bapak-bapak juga,” ujarnya.
Naas, rencananya itu putus di tengah jalan. Sebelum melanjut ke kantor Mega proyek PLTU Suralaya unit 9 dan 10, emak-emak dijanjikan anggota DPRD untuk bersabar dan menunggu selama satu Minggu.
“Kami tidak diperbolehkan oleh pak dewan, nanti pak dewan yang akan memediasi kami di gedung DPRD kata pak dewan, dan akhirnya kita tidak jadi,” katanya.
“Sementara bapak-bapak sudah ada di kantor PLTU Suralaya unit 9 dan 10 dari pagi,” tambahnya.
Padahal pihaknya sudah membawa beberapa poster berbagai macam tulisan, menuntut suaminya agar bisa bekerja di Mega proyek PLTU Suralaya unit 9 dan 10.
Sementara itu, Anggota DPRD Kota Cilegon Erik Rebiin tidak menafikan kedatangan emak-emak ke rumahnya pada pagi hari. Kedatangan emak-emak itu membuat kaget dirinya.
“Kaget saya pagi-pagi kedatangan emak-emak bawa spanduk, mengajak saya untuk ikut demo ke proyek pembangunan PLTU Suralaya,” ujar Erik.
Dikatakan Erik kepada Emak-emak, dirinya berjanji akan membawa aspirasi masyarakat tersebut ke gedung rakyat dan akan memanggil pihak PLTU Suralaya proyek 9 dan 10.
“Insya Alloh Senin ini kita akan adakan Hearing dengan PLTU, dan masyarakat terkait serapan tenaga kerja di ring satu Mega proyek itu,” ujarnya.
Aksi emak-emak dan bapak-bapak itu mendapatkan respon dari Humas PLTU Suralaya unit 9 dan 10 Hamim mengatakan, pihaknya akan mengakomodir tenaga kerja lokal, di Jawa 9 dan 10 juga memperhatikan lingkungan sekitar.
“Bahwa kita akomodir tenaga kerja lokal itu pasti. Jawa 9&10 mengimplementasikan perhatian kepada lingkungan, termasuk sosial, yakni manfaat buat daerah dan nasional. Ini kami wujudkan dalam teknologi ramah lingkungan yang digunakan, dan program pemberdayaan masyarakat, diantaranya. Dan, sebagaimana proyek nasional lainnya, proses rekrutmen tenaga kerja kami memprioritaskan warga lokal dengan asas profesionalitas dan proporsionalitas,” ujar Hamim melalui pesan singkatnya.
“Terkait rekrutment tenaga kerja, perusahaan IRT (Indo Raya Tenaga) sudah meminta EPC dan subcont- nya untuk memprioritaskan tenaga kerja lokal sesuai skill dan kebutuhan yang diperlukan dalam koridor proporsionalitas. Waktu rekrutmen juga disesuaikan dengan schedule sesuai kebutuhan,” kata Hamim. | Ranti