Jakarta | Ety Toyib Anwar, Pekerja Migran atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Majalengka, Jawa Barat yang pernah dijerat hukuman mati oleh Pemerintah Arab Saudi kini berhasil pulang ke tanah air. Informasi itu disampaikan langsung Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Riyadh, Senin (6/7). Warga Kampung Cikareo, RT 01/02, Desa Cidadap, Kecamatan Cingambul, Majalengka, Jawa Barat ini akan tiba di Jakarta pukul 16.05 sore ini. “Ety Toyyib Anwar, WNI asal Majalengka yang selamat dari hukuman mati, disambut akan tiba di Jakarta sore ini pukul 16.05 WIB,” tulis KBRI Riyadh dalam keterangan persnya.
Proses memulangkan Ety ke Tanah Air tidak mulus, pasalnya, Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh bersama Koordinator Perlindungan WNI KBRI Riyadh, Raden Arief, dan atase hukum Rinaldi Umar dikabulkan Pangeran Khalid al-Faisal yang juga membantu Gubernur Mekah.
Sebagai informasi, satu tahun yang lalu, Eti binti Toyib terjerat kasus hukum di Arab Saudi. Ia kemudian dinyatakan bebas dari hukuman Mati setelah mampu membayar diyat (denda) sebesar Rp15,5 miliar. Sebanyak 80 persen disetujui oleh Nahdlatul Ulama melalui NU Care-LAZISNU. Menurut Ketua PP NU Peduli-LAZISNU H Achmad Sudrajat, untuk mendapatkan uang sebesar itu, LAZISNU selama tujuh hingga menghabiskan beberapa bulan, mulai dari para kiai, santri, undangan, pengusaha, dan masyarakat umum.
“Komunikasi ini kita bangun dengan berbagai jejaring dan komunitas yang paling utama dan lembaga-lembaga yang tertarik untuk program kesejahteraan. Kita mendatangi anggota MPR, Kemenaker, untuk menggalang sekuat kemampuan kita untuk jumlah yang ditentukan. Setelah tidak sampai, kita hanya mampu 80 persen, kita serahkan ke pemerintah, ”jelasnya kepada NU Online di kantor LAZISNU, Jakarta, Senin (15/7/2019). Ahmad Sudrajat menyampaikan antusias santri, kiai, dan warga NU untuk membantu Eti kompilasi LAZISNU datang ke pesantren-pesantren di Jawa Barat, Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten. Hal itu disetujui dengan menyumbang uang dalam bentuk kontan dan kiriman melalui akun. “Yang menarik adalah potensi pesantren untuk kepentingan yang sangat kuat,” kata pengantar Jurusan Syariah Islamiyah Fakultas Syariah Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir ini.
Motivasi mereka bergotong-royong membantu nyawa Eti adalah meminta bantuan menjalankan Islam. Di dalam Al-Qur’an jika dinyatakan, menyelamatkan nyawa satu orang sama artinya dengan menyelamatkan seluruh orang. “NU identik dengan masyarakat bawah. Ketika salah satu saudaranya tak mampu dengan apa yang dibutuhkan, maka diminta NU membantunya sebagai bagian dari masyarakat NU. Yang pasti dia (Ety) orang desa yang mencari peruntungan nasib di Arab Saudi, ”jelasnya. Atas bantuan itu, Dubes Agus Maftuh datang berjuta terima kasih kepada LAZISNU yang telah memberikan kontribusi sebesar Rp12,5 miliar atau 80 persen dari jumlah diyat tebusan yang digunakan ahli ahli korban. Ia menceritakan kronologis jeratan yang menimpa Ety, berawal pada 2001, Eti dituduh menjadi penyebab sakit hingga meninggal dunia. Atas alasan itu, keluarga memberikan hukuman mati atau qishas yang diberikan kepada Eti.
Kemudian, sebagai bentuk kepedulian NU, LAZISNU berinisiatif menghimpun dana khusus untuk pembebasan Eti hingga akhirnya mampu membebaskan Ety binti Toyib. “Kami ucapkan terimakasih banyakn kepada NU Care-LAZISNU,” tutur Agus Maaftuh. | red
Sumber: nu.or.id