Hadir dalam kesempatan ini Kepala Dinas Perdagangan Ferynia, Kepala Dinas Perkebunan Ediyanto dan Kepala Biro Perekonomian Fachrizal serta pimpinan PT. Tunas Baru Lampung Sudarmo Tasmin beserta staf PT.Tunas Baru Lampung.
Mengawali Sambutannya Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan Adeham mewakili Vubernur Lampung menyampaikan bahwa Provinsi Lampung, memiliki industri besar dan berskala nasional antara lain industri karet, bio fuel, tapioka, kakao dan perikanan darat. Industri lainnya yang sangat potensial yaitu industri gula putih, serta nanas kaleng yang menjadi produsen terbesar ketiga dunia.
Arah kebijakan pembangunan Provinsi Lampung diselaraskan untuk pencapaian Visi Provinsi Lampung yang tertuang dalam RPJMD 2015-2019 yaitu “Lampung Maju dan Sejahtera 2019” dengan mengedepankan beberapa program strategis berupa pembangunan infrastruktur, pembangunan pertanian untuk mendukung kedaulatan pangan, kemandirian energi, pembangunan dan pengembangan kawasan industri dan pariwisata, serta peningkatan pelayanan publik melalui pendidikan dan kesehatan.
Ditambahkan oleh Adeham, Sektor utama perekonomian Provinsi Lampung yaitu Pertanian, Industri Pengolahan dan Perdagangan, Hotel, Restoran. Dari distribusi 3 sektor utama tersebut terhadap total PDRB, distribusi atau share industri pengolahan terhadap PDRB di Provinsi Lampung semakin meningkat. Kedepan, diharapkan peningkatan tersebut semakin signifikan dengan semakin berkembangnya industri-industri pengolahan terutama industri pengolahan hasil pertanian.
Diinformasikan juga bahwa khususnya pembangunan kawasan industri, beberapa prioritas Pemerintah Provinsi Lampung, yaitu:
- Pembangunan Kawasan Industri Register I Way Pisang di Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan, merupakan wilayah kawasan hutan produksi dan lokasinya pada Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) Lampung Selatan berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015-2035. Kawasan ini akan terintegrasi dengan Terminal Agribisnis Lampung dan menjadi akses dari dan menuju pelabuhan Bakauheni-Merak.
- Pembangunan Kawasan Industri di bagian Utara Lampung, yang terkoneksi dengan pelabuhan laut yang bersinergi dengan rencana pengembangan tol laut Pemerintah Pusat dan rencana pembangunan Power Plant Mulut Tambang Batubara.
- Pembangunan Kawasan Industri Maritim (KIM) Tanggamus yang telah prioritas nasional dan tertuang dalam RPJMN 2015-2019. Masih banyak permasalahan yang membutuhkan fasilitasi dari Pemerintah Pusat terutama untuk penanganan lahan.
- Pengembangan Kawasan Industri Lampung (KAIL) merupakan kawasan industri yang kepemilikan sahamnya dimiliki Pemerintah Provinsi (4%), Pemerintah Pusat (20%) dan swasta sebesar 75%. Eksisting lahan seluas 127 hektar dan direncanakan akan dikembangkan menjadi 300 hektar oleh Pemerintah Provinsi untuk meningkatkan share kepemilikan saham oleh Pemerintah Provinsi sehingga diharapkan dapat berdampak terjadinya peningkatan pembangunan industri di Provinsi Lampung.
Dalam penutupnya Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan Pemerintah Provinsi Adeham mengatakan ,memahami keterbatasan-keterbatasan yang ada, termasuk di dalamnya kemampuan keuangan daerah, pengembangan sumberdaya, kondisi sosial masyarakat dan sebagainya. Sehubungan dengan hal tersebut, sangat diperlukan kerja keras dari semua pemangku kepentingan untuk melakukan upaya percepatan untuk mendukung Prioritas Pembangunan tersebut di atas secara bertahap.
Oleh karena itu, melalui kesempatan ini saya mengharapkan dukungan dari Pemerintah Pusat, khususnya Kementerian Perindustrian, untuk bersama-sama melakukan percepatan pembangunan Kawasan Industri di Provinsi Lampung, pungkas Adeham menutup sambutannya.
Menteri Perindustrian RI, Saleh Husin, dalam sambutannya menyatakan bahwa Lampung sudah memiliki beberapa industri yg sudah terintegrasi mulai dari penanaman sampai olahan dan ampas panen.Tentunya ini sejalan dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah. Diharapkan komunikasi yang intensef antara Pemprov dengan Sungai Budi Group dan pengusaha industri lainnya. Diakuinya bahwa Produk Sungai Budi Groub masuk ke pasar domestik maupun manca negara. Disamping itu yg membanggakan adalah tak ada satupun yg terbuang mulai dari proses penanaman sampai akhir, semua nya dapat dimanfaatkan sebingga bernilai ekonomis dan tidak menimbulkan limbah yang berbahaya.
Saleh Husin menyarankan agar Sungai Budi Group untuk menyediakan minyak goreng dalam kemasan sachet agar dapat digunakan pada saat haiking atau mendaki gunung. [Denny]