[highlight style=”red”]LAMPUNG7NEWS[/highlight] Gedong Tataan – Sejumlah wali murid dan Komite SMPN Satu Atap, Desa Way Layap, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran menuntut Kepala Sekolah Rosnaini dicopot dari jabatannya. Hal itu diduga lantaran adanya ketidakharmonisan antara guru dengan Kepala Sekolah, serta sikap arogansi yang dilakukan Kepala Sekolah tersebut.
“Kami masyarakat yang merupakan orang tua wali murid memohon kepada Pak Bupati untuk menonaktifkan ibu Rosnaini sebagai Kepsek di SMPN Satu Atap,” kata Mardani perwakilan wali murid dihadapan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pesawaran, Sabani saat menyampaikan aspirasi di sekolah setempat.
Menurutnya, tuntutan yang dilayangkan kepada kepala sekolah tersebut bukan tidak ada sebab. Alasannya, gaya kepemimpinan Rosnaini sebagai Kepsek dinilai arogan. Seakan-akan, sekolah yang dipimpinnya itu milik pribadi. Bahkan, yang bersangkutan sering mengucapkan kata kasar.
“Siapa yang berani menurunkan saya dari Kepala Sekolah, langkahi dulu mayat saya,” ujar Mardani menirukan ucapan Kepsek Rosnaini.
Kepemimpinan Rosnaini, lanjutnya diketahui tidak harmonis sesama Dewan Guru di sekolah itu. Sehingga tidak pantas menjadi pemimpin untuk mewujudkan generasi penerus yang berkualitas. Dan apabila tetap dipertahankan, dikhawatirkan kegiatan belajar mengajar menjadi tidak kondusif.
“Bagaimana bisa melahirkan lulusan murid yang berkualitas. Sedangkan kondisi di sekolah tidak baik. Mereka saling bermusuhan antara guru dan Kepseknya. Kalau tetap diteruskan dengan kondisi seperti ini, bagaimana mau kondusif, apalagi sebentar lagi Ujian Nasional. Kami khawatir dapat mengganggu proses belajar dan mengajar,” tuturnya.
Untuk itu, Mardani mewakili para wali murid berharap Dinas Pendidikan bisa mewujudkan aspirasi wali murid.
“Saya berharap Dinas Pendidikan bisa mengambil keputusan cepat dan mengambil sikap tegas sehingga tidak berlarut-larut dan mengganggu aktifitas sekolah. Jika aspirasi kami ini tidak ditanggapi, kami akan mendatangi Dinas Pendidikan,” tandasnya.
Sementara, Marhamah wali murid lainnya menambahkan bahwa Kepala Sekolah diduga memaksa muridnya untuk membeli buku LKS harus segera diganti.
“Murid dipaksa beli buku LKS setiap semester. Ya kalau ada duitnya tidak masalah, kalau tidak ada sabar dulu, jangan dipaksa harus segera,” akunya.
Anita salah satu guru SMP setempat menyatakan bahwa ia merasa senang sekaligus sedih. Senang lantaran kepala sekolah telah memenuhi 24 jam mengajar baginya, dan sedih karena dirinya dimutasikan secara sepihak.
“Kadang ibu Ros mengambil keputusan yang tidak tepat, kadang A dan kadang B. Saya juga pernah di mutasi. Namun solusinya, tergantung bagaimana suara terbanyak atau maunya masyarakat saya setuju. Kan sekolah itu perlu pembaharuan, kalau ibarat rumah tapi catnya sudah lama, maka harus diganti cat yang baru,” ucapnya.
Ditambahkan salah seorang guru lainnya, Wasto bahwa kejadian tersebut sepatutnya tidak perlu terjadi. Sebab ada beberapa hal yang harus di perbaiki dari cara kepemimpinan kepala sekolah tersebut.
“Misalnya kesepakatan rapat, seharusnya dilaksanakan secara transparan. Tapi ini gak dilaksanakan, padahal sudah diputuskan. Kemudian cara menerima dan mengeluarkan guru, tidak secara prosedur. Maaf, padahal guru yang dikeluarkan tersebut tidak mempunyai kesalahan. Tahu-tahu dikeluarkan, pasti ada masalah. Namun saya tidak ingin terlalu mengetahui permasalahan itu. Saya inginnya di SMP ini ada kedamaian,” harapnya.
Menanggapi tuntutan dari wali murid tersebut, Kepala SMPN satu atap Way Layap Rosnaini mengatakan akan menyerahkan sepenuhnya kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
“Terkait tuntutan kalian untuk mengganti saya, saya serahkan kepada bapak (Kepala Dinas Pendidikan). Saya punya bapak disini, saya mau diganti dari jabatan kepala sekolah, karena saya sadar jabatan adalah amanah dan jabatan itu tidak kekal,” timpalnya.
Terpisah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pesawaran Sabani, menjelaskan pihaknya akan segera menyelesaikan persoalan tersebut dalam kurun waktu 60 sampai 70 hari kerja kedepan. Pasalnya, dalam waktu dekat akan dilaksanakan ujian nasional. Namun, demikian proses akan tetap berjalan.
“Saya simpulkan bahwa ibu Rosnaini, akan segera dimutasikan. Namun, ada proses. Karena sebentar lagi dilaksanakan ujian nasional, sehingga dalam kurun 60 sampai 70 hari kerja, ibu Ros sudah tidak bertugas disini lagi. Kita berharap agar kedepan sekolah kita ini akan semakin maju,” ujarnya.
[highlight style=”label-default”]Hendri[/highlight]
[button href=”https://lampung7news.co.id/category/lampung/pesawaran/” icon=”” rounded=”btn-box” size=”btn-lg” style=”btn-default” target=”_blank”]Berita Pesawaran lainnya[/button]