LAMPUNG7NEWS
Bandar Lampung | Bantuan 400 ton beras kepada 80 ribu warga menengah ke bawah di Kota Bandar Lampung yang terdampak pandemi virus corona, mulai disalurkan secara door to door, mulai Sabtu kemarin (18/4/2020).
Namun sumber dana anggaran bantuan untuk pembelian beras tersebut masih belum jelas dari mana asal usulnya, ujar Ketua Fraksi Partai Golkar H. Beny HN Mansyur, S.Sos, SH.
H. Beny menjelaskan, bahwasanya bila beras yang dibagikan bertuliskan Bantuan Walikota Herman HN, maka bantuan tersebut merupakan bantuan pribadi dari walikota Herman HN itu sih sah-sah saja, ujarnya.
“Namun apabila beras yang dibagikan tersebut menggunakan dana anggaran APBD, ya tidak bisa tulisan yang ada di karung beras tersebut bertuliskan bantuan walikota Herman HN seharusnya bertuliskan Bantuan Pemerintah Kota Bandar Lampung,” ujar H. Beny HN.
Dari Hasil pantauan tim koresponden di lapangan bahwasanya pembuatan karung beras yang bertuliskan bantuan Walikota Herman HN merupakan salah satu faktor memperhambat proses pendistribusian dan mensia-siakan anggaran yang mana mestinya anggaran pencetakan karung beras tersebut dapat di gunakan untuk hal yang lebih baik dan bermanfaat dalam keadaan kondisi saat ini.
Humas Bulog Lampung Rafki Ismail menerangkan, “Bahwasanya pihak Bulog menjual beras berukuran 5 kg, 10 kg, dan 50 kg dan yangmana karung beras berukuran 5 kg dan 10 kg tercetak logo Bulog, sedangkan karung beras yang berukuran 50 kg itu hanya polos saja,” ujarnya.
Lanjut Rafki menjelaskan dan menyarankan pembeli komersial dapat memesan dan mencetak karung beras dengan kemasan khusus sesuai apa yang di inginkan pembeli dan biaya di tanggung oleh pihak pembeli, selanjutnya silakan komunikasi dan negosiasi dengan pihak buruh di gudang, karna merekalah yang mengerjakannya, ujar rafki. | red
Sumber: Wahyu fajarsumatera.com