Teluk Pandan | Jika kita melihat kebelakang sekitar 115 tahun yang lalu, tepatnya di tahun 1905 pada zaman penjajahan Belanda, Satu-satunya desa hasil dari kolonialisasi atau lebih kerennya saat ini di sebut dengan program transmigrasi, yakni Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Pesawaran.
Hal ini diungkapkan oleh salah seorang mantan menteri, Suswono Yudhohusodo di salah satu stasiun televisi ternama di bumi pertiwi ini. Menurutnya, masyarakat Desa Bagelen ini adalah masyarakat pertama yang ikut program kolonialisasi di zaman penjajah belanda.
Mengapa pemerintahan hindia Belanda membuat program kolonialisasi ini, karena mendapat protes dari salah seorang penulis asal Belanda. Dimana kemiskinan ini, akibat dari ulah pemerintah Belanda yang banyak membawa semua hasil panen pertanian masyarakat Indonesia ke negeri kincir angin tersebut. Sehingga, tingkat kemiskinan meningkat karena ulah pemerintah hindia Belanda saat itu.
Melihat tingkat kemiskinan yang sangat tinggi akibat dari ulah pemerintah hindia Belanda yang telah membawa semua hasil panen masyarakat ke negerinya, salah seorang penulis yang berkebangsaan Belanda menulis dan memprotes kebijakan pemerintahan hindia Belanda yang telah membuat masyarakat Indonesia saat itu menjadi miskin.
Pada saat itu, penulis tersebut meminta agar pemerintah Belanda melakukan dan memberi bagi hasil dari hasil panen masyarakat yang di bawa ke negeri kincir angin tersebut.
Karena mendapat protes, akhirnya pemerintah hindia Belanda membuat salah satu program kolonialisasi yang lebih kerennya saat ini adalah program transmigrasi dimana bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Kemudian pada tahun 1905 dilakukan program kolonialisasi pertama, yakni ke Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Pesawaran.
Sejak tahun itulah program kolonialisasi atau transmigrasi dilakukan hingga zaman orde baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Sehingga di tahun 1984 kita adalah negara “Swasembada Pangan”. Hal ini adalah hasil dari program transmigrasi.
Dan pada tahun 1979 – 1984 sudah tercatat sekitar 1.346.890 jiwa yang telah ikut dalam program transmigrasi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Setelah Desa Bagelen, baru dibuka lagi lahan bagi masyarakat untuk transmigrasi di Metro sekitar tahun 1930. Dan pada tanggal 12 Desember 1950 di adakan lagi transmigrasi ke Lampung yang di ikuti oleh 23 kepala keluarga.
Hendri | L7News