Metro | Ada yang menarik dan unik dalam pelaksanaan Seminar Nasional Seribu Guru dalam rangka HUT PGRI Ke-71 dan Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2016 di Aula SMKN 2 Kota Metro, selasa (22/11/2016).
Pasalnya acara yang terbilang sukses, namun di kegiatan akbar Guru itu ada 10 orang lebih siswa-siswa yang mengenakan pakaian seragam sekolah yang ditugasi menjadi ‘Juru Parkir’.
Berdasar pantauan, setiap peserta yang tak kurang dari 500 motor tersusun rapi di area parkir sekolah tersebut, setiap peserta yang memasuki area itu diwajibkan membayar Rp 2.000, sehingga banyak memunculkan pertanyaan untuk apa uang itu? Dan siapa yang memerintahkannya? Akibatnya sebagian peserta mengeluhkan hal tersebut.
“Kok parkirnya bayar?. Kan ini halaman sekolah, lagian dalam acara guru pula,” ucap salah seorang guru.
Diduga pihak sekolah mengekspoloitasi siswa meninggalkan jam pelajaran hanya untuk menjaga parkir. Dimana siswa seharusnya belajar bukan untuk bekerja di sekolah.
Pihak panitia tidak dapat memberikan komentar mengenai siswa yang menarik retribusi parkir di sekolah tersebut, dengan memasang harga Rp 2.000 permotor. Dan siswa menarik uang parkir dengan dalih untuk Infak Masjid dan wajib bayar.
Sementara Ketua PGRI Kota Metro Budi Raharjo mengatakan, pihaknya sebagai penyelenggara tidak tahu jika parkir di lokasi tersebut diharuskan membayar.
“Kalau masalah itu (parkir) tanya ke pihak sekolah,” kilah Budi Raharjo.
Sedang Kepala SMKN 2 Kota Metro Sutarman mengatakan, penarikan uang parkir itu atas kemauan anak-anak, bukan atas perintah sekolah.
“Saya hanya merestui saja, anak-anak minta izin ke saya, karena alasan mereka untuk Infak Masjid,” jelas Sutarman.
Arif | L7News