Jakarta | Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta belum bisa mengerahkan robot canggih seharga Rp. 40 miliar yang didatangkan dari Kroasia beberapa tahun lalu.
Robot puluhan miliar rupiah itu sama sekali tak beroperasi untuk memadamkan kebakaran maut di Matraman, Jakarta Timur, Kamis (25/3/2021) pagi tadi.
Padahal, kebakaran ini menewaskan 10 warga yang mengontrak di empat petak rumah. Mereka terjebak di dalam rumah dan tak bisa menyelamatkan diri saat api mulai membesar.
Humas Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta, Mulat Wijayanto mengatakan, pihaknya tidak menggunakan robot canggih tersebut lantaran saat mendapatkan laporan, api sudah mulai membesar, lagi pula kata dia, lokasi kejadian juga sulit diakses robot mahal itu.
“Di area tersebut padat hunian dan penduduk saat kebakaran api sudah besar. Untuk robot belum digunakan. Medan masuk ke TKP-nya yang sulit dilalui, makanya kita gak mengerahkan robot itu,” kata Mulat ketika dikonfirmasi Kamis (25/4/2021).
Mulat melanjutkan, alasan pihaknya tidak menggunakan robot tersebut lantaran alat-alat canggih itu disiagakan untuk mengantisipasi kebakaran yang terjadi LRT dan MRT Jakarta atau di kilang minyak dimana kebakaran tersebut mengancam keselamatan petugas.
“Karena robot itu saat ini kita fungsikan untuk mengantisipasi kebakaran yang ada di LRT dan MRT atau di tempat yang bisa dijangkau oleh unit robot tapi berbahaya bagi petugas contohnya kilang minyak. Jadi petugas bisa melakukan pemadaman dari jauh,” ucapnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah gencar melakukan kampanye mengenai bahaya kebakaran di Ibukota yang memang sangat rentan terjadi.
Hal ini disampaikan Anies Baswedan ketika meninjau kebakaran di Matraman, Jakarta Timur, Kamis (25/3/2021) meski kebakaran itu hanya melanda empat rumah, namun korban jiwa bahkan mencapai 10 orang. Mereka tewas terpanggang setelah terjebak di dalam rumah. 10 orang lainnya berhasil menyelamatkan diri.
Anies Baswedan mengatakan, peristiwa kebakaran kali ini memang agak berbeda dengan kejadian-kejadian terdahulu yang biasanya disebabkan oleh hubungan arus pendek listrik atau masalah kompor, kebakaran kali ini kata dia dipicu penyebab lain. Dia menyerahkan kepada pihak kepolisian untuk mencari tahu penyebabnya secara detail.
“Peristiwa kebakaran ini agak berbeda dari yang biasa terjadi. Kita melakukan kampanye ada satgas di tiap kampung untuk mencegah kebakaran karena listrik dan kompor, karena dua itu yang paling sering. Kali ini penyebabnya bukan listrik dan kompor tapi ada sebuah motor di luar rumah yang terbakar kemudian menutup gang sempit itu. Tapi penyebabnya biar polisi yang menangani,” kata Anies di lokasi.
Adapun 10 korban tewas dalam peristiwa ini adalah, Sri Mulyani (50), Deby (28), Ria (17), Dani (30), Nizan (1,5), Beni (42), Nova (40), Baeva (15), Fani (20) dan Ni.
“Mereka semua bakal dimakamkan di Pondok Ranggon,” pungkasnya. | Ranti Karim