LAMPUNG7COM | Waketum Il DPP Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Alzier Dianis Thabranie menilai kejam perusahaan minyak goreng terhadap masyarakat. Pemerintah daerah juga dinilainya gagal mengatasi cepat kelangkaannya.
Alzier mengatakan perlu klarifikasikan atas adanya 2,4 juta liter minyak goreng yang malah dikirim ke daerah lain dan hanya membagi 100 ribu buat masyarakat Lampung. Stok minyak goreng CV Sinar Laut juga diduga sebetulnya hendak dikirim ke luar daerah.
“Betul kata emak-emak yang marah dengan Mendag M. Lutfi di Pasar Pasir Gintung, kita mati di lumbung minyak goreng,” ujar Koordinator Lembaga Pengawasan Pembangunan Lampung (LPPL) kepada media, Sabtu (26/2/2022).
Dilansir dari lampungposkota, Alzier menilai apa yang dilakukan pabrikan minyak goreng itu kejam terhadap masyarakat Lampung. Praktik itu bertentangan dengan UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Pasal 8 menyatakan pelaku usaha harus jujur memberikan informasi yang benar.
Mantan tiga periode ketua Partai Golkar Lampung ini juga menilai pemerintah daerah gagal mengatasi dengan cepat kesulitan masyarakat terhadap minyak goreng. Sudah sekian lama, mereka harus antre berjam-jam unruk hanya mendapatkan 1-2 liter minyak goreng.
“Pemerintah daerah harus mengakui gagal mengendalikan pasar. Jangan mengabaikan apalagi sampai meremehkan persoalan sosial ekonomi ini. Minyak goreng adalah kebutuhan pokok yang langsung menyentuh persoalan masyarakat,” tandasnya.
Pemerintah harus segera mengatasi kelangkaan minyak goreng. Sebab jika persoalan ini dibiarkan bisa memicu kepanikan massal. Puncaknya bisa terjadi penjarahan di lokasi penimbunan atau supermarket.
Operasi pasar terbukti tidak mampu mengatasi distribusi minyak goreng. Harus dicoba alternatif sistem kupon, sehingga para pedagang kuliner yang sangat membutuhkan bisa terbantu,” ujar Alzier.
Ketidak-siapan pemerintah mendistribusikan minyak goreng memicu keresahan dan tindak kejahatan. Karena pembelian dibatasi, masyarakat panik dan membeli untuk menimbun atau menjual kembali (pedagang dadakan). Sementara itu, para pengusaha terangsang untuk menimbunnya. | red