LAMPUNG7COM | Gaya hidup bekerja keras atau biasa disebut juga Hustle Culture sudah melekat dan menjadi budaya terutama bagi generasi milenial. Namun kalian harus tahu nih Founders, menerapkanHustle Culture juga bukan sesuatu hal yang baik lho!
Apa itu Hustle Culture?
Lingkungan yang serba cepat yang menghasilkan jam kerja yang panjang dan rasa gelisah dalam berjuang untuk beberapa jenis tujuan. Pada mulanya, hustle culture dibentuk dalam wujud “high-energy-motivational-movement” yang diikuti dengan expected rewards bagi para generasi muda.
“Jika kamu bekerja terus-menerus, kamu akan melihat hasil instan.”
“Semakin banyak kamu bekerja, semakin terkenal dan produktif kamu.”
Tujuannya?
Mungkin agar punya Rp 200 juta di rekening di umur 25, memiliki pendapatan pasif yang stabil, menaiki tangga perusahaan dengan cepat, dan yang lain sebagainya.
Hustler Mindset
Berikut merupakan ciri-ciri dari individu yang biasanya memiliki hustler mindset:
– Percaya bahwa pekerjaan merupakan pusat identitas mereka, karena “Tidur hanya untuk yang lemah”.
– Tidak percaya pada work-life balance.
– Kerja lembur merupakan hal yang normal.
– Tidak tahu cara beristirahat hingga memiliki rasa bersalah jika beristirahat.
– Mengeluh kurang tidur tetapi tetap memaksakan diri untuk bekerja.
Intinya,hustle culture dapat digambarkan dengan konsep produktivitas konstan dan etos kerja yang cenderung obsesif.
Lalu pertanyaannya, apakah hustle culture itu normal?
Coba kita simpulkan dari konsekuensinya ya Founders, karena tentu tidak hanya berpengaruh pada kesehatan fisik namun juga berpengaruh pada kesehatan mental!
– Burnout yang merupakan keadaan kelelahan emosional, fisik, dan mental yang disebabkan oleh stres yang berlebihan dan berkepanjangan.
– Mengalami depresi dan kecemasan.
– Penyakit jantung.
– Kehilangan ‘kehidupan’ di masa sekarang.
Bahkan jika sudah sangat ‘toxic’, pekerjaan dapat sampai di mimpi setiap harinya dan tentunya itu sangat mengganggu. Padahal, riset membuktikan increased stress level justru menurunkan professional productivity!
So Founders, kita tidak perlu kelelahan untuk meyakinkan diri sendiri bahwa kita telah bekerja keras. Jangan jadikan hustle culture sebagai patokan dalam bekerja keras hingga merusak kesehatan secara keseluruhan. Bekerja secukupnya dan coba terapkan work-life balance agar tetap sehat dan bahagia! | red
Sumber: Teman Startup