Sosok: S. Yudoyono bangga menjadi warga Lampung
[espro-slider id=24780]Pariwisata | Dalam Kelembagaan di Kementerian Pariwisata, sosok Sanyoto Yudoyono, SE, M.M dikenal sangat fenomenal selain wajahnya mirip pemain sinetron kawakan Cok Simbara yang berperan di film bertajuk Noktah Merah Perkawinan dimasa Kejayaannya. Nama Sanyoto juga sudah tidak asing di Kementerian dan Kalangan PNS Kemenpar RI.
Pria berkumis tebal ini sudah malang melintang dalam kedinasan selama 29 Tahun dari berbagai Departemen dan Kementerian. Kini beliau menjabat sebagai Staf Deputi Kelembagaan Kepariwisataan di Kemenpar RI, memiliki banyak pengalaman dan cerita yang layak menjadi Inspirasi.
Hoki dengan nama belakang Yudoyono ini sempat heboh kala menjadi saksi dalam persidangan mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI berkat tulisan wartawan Tempo yang menginisialkan S. Yudoyono menjadi saksi dipersidangan yang menjadi cover di Koran Tempo kala itu.
Sanyoto lahir di Cilacap, 22 Februari 1961. Ketika bertugas di Lampung bertemu istri dan menikah tahun 1996 dalam mengemban tugas Deparpostel.
“Istri saya asli Lampung lulusan dari Universitas Negeri Lampung (UNILA) menikah tahun 1996. Saat saya tinggal di Lampung merasakan sangat Nyaman, Aman, Masyarakatnya Ramah, Tertib lingkungannya indah membawa kenangan,” ungkapnya saat mengagumi Lampung.
Sanyoto menambahkan, bahwa Biaya hidup terjangkau, penduduk Lampung suku mana saja berbaur, dan jenis makanan lengkap, serta perkembangan kuliner mantap.
“Sarana transportasi sangat sesuai perkembangan bagus. Saya tinggal di Bandar Lampung, saya merasakan kota tersebut cocok sebagai kota pelajar,” ungkap PNS yang mengagumi sosok Arief Yahya (Menteri Pariwisata) dan Muhammad Ridho Ficardo (Gubernur Lampung).
Berdasarkan keahliannya di bidang Pariwisata dan Kebudayaan Sanyoto Yudoyono berpendapat bahwa sangat cocok Lampung berdiri Sekolah Tinggi Pariwisata Negeri, mengingat Lampung sangat didukung kaya akan obyek wisata dan letak geografisnya sangat strategis sebagai pintu gerbang Sumatera ke Jawa.
“Dengan aneka kekayaan obyek dan daya tarik wisata alam, budaya dan buatan, saya sebagai masyarakat yang pernah berdomisili di Lampung sangat berharap penanganan sektor pariwisata merupakan sektor prioritas, sebab sektor pariwisata tidak sama diantara dengan sektor migas, dalam pariwisata tidak mengenal habis beda dengan migas,” urai Sanyoto Yudoyono kepada Lampung7news.
Menjawab pertanyaan wartawan daerah mana saja yang paling cocok dikembangkan pariwisatanya, Sanyoto berpendapat di Kabupaten Lampung Timur dan Tanggamus. Menurutnya baik Lampung Timur dan Tanggamus sifatnya strategis untuk pengembangan sektor Pariwisata Lampung adalah Wisata Bahari dan Wisata Budaya, dengan didukung peningkatan SDM pariwisata melalui pendirian Sekolah Tinggi Pariwisata.
“Apalagi di Tanggamus kaya akan perkebunan dan terkenal dengan tanaman buah pisang, serta tempatnya yang sejuk dan dingin, sangat cocok dijadikan wisata seperti puncak bogor dengan memperbanyak villa (penginapan) untuk wisatawan tentunya, dengan memberdayakan potensi wisata yang ada di Tanggamus,” papar Cok Simbara (KW) menjelaskan kekayaan alam di Lampung.
Semasa Mahasiswa Sanyoto Yudoyono juga pernah aktif di Forum Komunikasi Putera-Putri Purnawirawan ABRI (FKPPI) di DPD DKI Jakarta Raya dan aktif olah raga Beladiri Karate Kejuaraan antar Mahasiswa DKI dan mewakili Prakualifikasi PON XI tingkat Nasional serta Kejuaraan Mahasiswa di Jepang. | red/i1/zb.