LAMPUNG7COM | Hidup susah bukan kemauan sendiri tapi sudah Takdir yang harus di jalani, apa lagi seorang ibu harus hidupi anak yatim seorang diri tanpa ada kepedulian orang-orang.
Dikutip dari Sumaterapost.co, Janda Miskin, Karina 42 tahun yang telah ditingkatkan suaminya meninggal dunia enam tahun lalu, kini Karina Nafkahi 4 Anak Yatim yaris ada Dari Perhatian.
Karinah yang akrab dipanggil dengan panggilan nama kak Iin janda beranak 4 (empat) warga Dusun A Rani Gampong (Desa) Simpang Lhee, Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa, luput dari perhatian berbagai pihak.
Karinah dalam kesehariannya untuk dapat menyambung hidup bersama ke 4 (empat) anak-anaknya yang sudah yatim, dirinya terpaksa harus bertindak menjadi seorang ibu dan juga sekaligus menjadi ayah bagi anak-anaknya.
Gubuk reyot yang dibangun oleh almarhum (Alm) suaminya semasih hidup, gubuk tersebut berada dan terletak dilahan belakang terminal Tipe A Kota Langsa, gubuk itu menjadi tempat berteduh bagi ke empat anaknya yang kini sudah tidak lagi merasakan kasih sayang seorang ayah sebagaimana layaknya anak-anak lain se-umuran mereka.
Mirisnya lagi, kebutuhan makan sehari-hari bagi ke-empat anak yatim yang miskin dan lagi papa ini terkadang ada pagi dan terkadang tidak ada sore. Tak jarang juga suara tangis si kecil terdengar meminta makan sama ibunya, “mamak adek lapar mau makan, ucap si kecil sebagaimana diceritakan Zainal alias Bang Non Kepala dusun A.Rani gampong setempat.
Melihat fakta dan kenyataan ini, maka sungguh sangat disayangkan, pasalnya ditengah galak-galaknya pemerintah Kota Langsa membangun dan memajukan daerahnya di segala sisi, namun disisi kemanusiaan jauh tertinggal dan terabaikan.
Adapun untuk kita ketahui bersama dimana nabi kita Muhammad SAW pernah berkata dalam hadist nya, “Tidaklah beriman yang baik seseorang hamba kepadaku, jika dirinya membiarkan tetangganya tidur dalam keadaan perut kelaparan (keroncongan), sementara dia tidur nyenyak dalam keadaan perut kenyang.”
Dengan harapan, tidak ada lagi yatim-yatim lain yang mengalami hal serupa sebagaimana yang dialami ke 4 anak yatim penghuni gubuk reot dilahan Terminal Tipe A Kota Langsa, demikian.
Hidup susah bukan kemauan sendiri tapi sudah Takdir yang harus di jalani, apa lagi seorang ibu harus hidupi anak yatim seorang diri tanpa ada kepedulian orang-orang.
Agus Mandor membaca sebuah berita di media online, Agus Mandor langsung reaksi cepat melakukan kunjungan ke tempat seorang janda dengan memberi bantuan sembako, biasanya Agus Mandor memberi bantuan sembako kepada kaum dhuafa, fakir miskin dan anak yatim pada hari Jum’at dengan program “Jumat Penuh Berkah”, tapi hari Minggu ini, langsung mengantar sembako kepada janda yang memelihara 4 orang anak yatim yang tinggal di lokasi terminal dengan dagangan warung kopi, Minggu, 01 Agustus 2021.
Agus Mandor, saat menyerahkan bantuan sembako sempat menetes air mata melihat kehidupan ibu Karinah ini yang tinggal di tempat yang jauh dari tempat yang layak dan tinggal bersama dengan dengan empat anaknya didalam satu ruangan, sedih memang kalau melihat kehidupan ibu Karinah ini.
Agus Mandor, saat penyerahan bantuan sembako kepada ibu Karinah, mengatakan “saya hanya ini yang dapat membantu semoga bermanfaat bagi ibu dan anak-anak ibu, ibu harus tabah menjalani hidup ini dan jaga anak-anak dan didik mereka semoga bisa berbakti kepada ibu dan kepada anak ibu Karinah Agus Mandor berpesan belajar dan berdoa semua kesusahan ini akan segera berakhir.
Agus Mandor, mengatakan juga, ” sesuap makanan yang disumbangkan untuk mengganjal perut orang yang kelaparan, lebih baik daripada membangun seribu mesjid. | Pin