LAMPUNG7COM – PURWAKARTA | Soal jajanan ciki ngebul (cikbul), Jajaran Kepolisian Resor (Polres) Purwakarta terus bergerak mendatangi sejumlah sekolah guna memberikan imbauan kepada para pelajar, guru dan pedagang.
Seperti dilakukan jajaran Polsek Sukatani, Polres Purwakarta yang mendatangi sejumlah sekolah di Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta.
Ciki ngebul atau para bocil mengenalnya dengan Cikbul adalah makanan ringan yang diberi nitrogen cair untuk menimbulkan efek asap dan dingin. Belakangan jajanan bocil tersebut banyak menimbulkan efek negatif bagi yang mengonsumsi salah satunya memicu terjadinya keracunan.
[sc name=”bacajuga” ][/sc]Kapolres Purwakarta, AKBP Edwar Zulkarnain melalui Kapolsek Sukatani, AKP Asep Saepudin mengatakan walaupun sampai sekarang tidak ada temuan kasus keracunan akibat mengonsumsi ciki ngebul di Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta.
Guna mencegah kejadian keracunan makanan semacam itu, lanjut Asep, pihaknya mengimbau kepada masyarakat di Kecamatan Sukatani untuk tidak mengkonsumsi makanan tersebut.
“Sebagian arahan Pak Kapolres Purwakarta, jajaran Polsek Sukatani terus memberikan imbauan ke setiap sekolah maupun para pedagang kaki lima soal bahaya kandungan nitrogen cair bagi tubuh. Imbauan itu dilakukan bertujuan melindungi keselamatan para pelajar pasalnya Nitrogen cair ini sangat berbahaya karena bisa mengakibatkan erosi lambung,” ucap Asep, Pada Jumat, 20 Januari 2023.
Ia menambahkan, pihaknya akan terus melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap produk pangan siap saji yang menggunakan nitrogen cair yang beredar di wilayah hukum Polsek Sukatani.
“Kami juga akan terus melakukan edukasi ke sekolah, anak-anak dan masyarakat terhadap bahaya nitrogen cair pada pangan siap saji,” katanya.
[sc name=”bacajuga” ][/sc]Kapolsek Sukatani mengatakan nitrogen kini dinilai sangat berbahaya untuk dikonsumsi, khususnya bagi anak-anak.
Oleh karena itu, sambung dia, para pelajar diedukasi untuk tidak mengkonsumsi jajanan yang mengandung nitrogen cair.
“Selain itu, kami juga mengimbau agar orang tua mengawasi jajanan buah hati mereka. Walaupun tidak ada kejadian di lingkungan sekolah, tapi kami mengimbau agar guru melakukan pengawasan. Orang tua juga ikut serta agar mengawasi anak mereka untuk tidak jajan sembarangan,” ujar Asep.
Menurutnya, ketika anak-anak berada di lingkungan sekolah, maka pengawasan oleh para guru bisa dilakukan. Makanan dan minuman yang dijual di kantin sekolah pun juga bisa disortir agar tidak ada jajanan yang berbahaya.
“Kalau di sekolah kan kantin terawasi. Makanan juga, bahkan kita anjurkan agar tidak memakai bahan pengawet. Apalagi jika mengandung bahan berbahaya yang lain, pasti tidak boleh,” tegas Asep.
Asep mengatakan, saat ini edukasi dan pengawasan masih dilakukan. Pedagang diminta untuk tidak menggunakan nitrogen cair.
“Kami hanya edukasi dan lakukan pengawasan belum sampai penindakan,” ucap Asep. | rls/jp