LAMPUNG7 | Partai Golkar mulai menabuh genderang ‘perang’. Meskipun demikian Pemilu 2024 masih bersisa tiga tahun lagi. Strategi menyosialisasikan Ketua Umum Airlangga Hartarto sebagai calon presiden mulai disuarakan.
DPP Golkar memerintahkan akar rumput serentak bergerak mulai Agustus. Sosialisasikan Airlangga dengan berbagai pendekatan ke masyarakat. Tujuannya, popularitas sang ketum meningkat.
Daerah menyambut. Mereka siap tancap gas mengejar target perintah pusat. Ragam pengalaman Airlangga, diyakini bisa mengantarkannya sebagai pemenang Pilpres 2024.
Sejumlah baliho dan billboard di pinggir jalan ramai foto Airlangga. Di bawah baliho tersebut, terselip informasi siapa yang membuat dan memasang iklan tersebut. Rata-rata, mereka pengurus Golkar daerah.
“Sebagai kader partai, saya akan terus berjuang dan berupaya untuk memenangkan Airlangga di Pilpres 2024,” kata Ketua DPD Golkar Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Mohammad Taufiq.
Tidak ada yang salah dengan keinginan Golkar. Apalagi jika melihat elektabilitas Airlangga di nomor survei. Masih jauh dari memuaskan.
Airlangga dalam survei memang tidak memiliki elektabilitas yang kuat. Selalu mengisi posisi papan bawah. Terbaru, dalam survei Voxpol Juni-Juli 2021, Airlangga memiliki elektabilitas 0,7 persen sebagai calon presiden 2024. Jauh di bawah Prabowo hanya Subianto , Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, bahkan Ridwan Kamil.
Survei SMRC Mei 2021 juga menempatkan Airlangga di urutan terbawah hanya dengan elektabilitas 0,3 persen.
Dilematis Golkar
Meski mulai memanaskan mesin pesta dilema, Golkar pada dasarnya dalam kondisitis. Di satu sisi, kewajiban mengantarkan Airlangga ke Gerbang Pilpres. Tetapi, Golkar juga tidak bisa bergerak dengan mudah mengingat Airlangga serta Menko Perekonomian dan Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN). Dua jabatan di tengah pandemi yang melanda Indonesia.
Ketua Bappilu Golkar, Maman Abdurahman mengatakan, Golkar harus sedini mungkin menggenjot elektabilitas ketua umumnya. Namun, Airlangga juga harus fokus memimpin penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi sebagai Menko Perekonomian.
Memang kita dihadapkan dengan dua situasi di lapangan yang mengharuskan kita untuk fokus bekerja untuk menangani (pandemi). Namun ada realitas politik ke depan kita harus mempersiapkan diri,” ujar Maman.
Apalagi, Menko Kemaritiman dan Investasi yang juga Koordinator Penanganan Covid-19 untuk Jawa-Bali, Luhut Binsar, pernah berujar, agar semua pihak yang memiliki tugas penting benar-benar bekerja dengan sungguh-sungguh membantu Presiden menangani pandemi. Tidak sibuk dengan urusan lainnya.
“Kita semua punya tanggung jawab terhadap rakyat Indonesia dan konstituen kita. Kita jaga sikap kita dan kita dukunglah ini, proses pengambilan keputusan semua kami foto,” ungkap Luhut.
Meski sedikit tertatih, Partai Golkar tetap optimis. Pandemi segera berlalu, dan Partai Golkar bekerja maksimal untuk Airlangga.
“Baru nanti mungkin Insya Allah mulai tahun depan, kalau situasi sudah mulai agak bagus, kita akan mulai ngegas,” ujarnya.
Airlangga Harus Rem Bicara Pilpres
Pengamat politik Ujang Komarudin menilai, sebagai salah satu panglima terdepan yang menghadapi Covid-19, sebaiknya Airlangga mengerem dulu bicara Pilpres 2024. Wabah Covid-19 di Indonesia saat ini sedang tidak terkendali. Penambahan kasus harian di angka yang tinggi mencapai 40.000-50.000 kasus positif belakangan ini.
Meski diakui hal yang wajar bila tokoh yang ingin menjadi calon presiden 2024 mulai pencitraan politik. Namun, Airlangga selaku Ketua KPCPEN sebaiknya fokus dulu menangani Covid-19.
Namun. pergerakan sosialisasi tersebut direm dulu. Ya, direm dulu. Karena rakyat Indonesia sedang wabah Covid-19 yang dari hari ke hari semakin trengginas dan mengganas Fokus tolong rakyat dulu. ujar tangani Covid-19,” ujar Ujang kepada wartawan, Kamis (22/7).
Airlangga juga disentil oleh Politikus PKB Luqman Hakim. Menurut Wakil Ketua Komisi II DPR RI ini, sebaiknya urusan Capres-Cawapres 2024 ditahan dulu. Agenda lima tahunan itu juga masih jauh.
Menurut Luqman, biarkan publik yang menilai apakah etis atau tidak bila di tengah kondisi darurat sudah bicara Pilpres 2024.
“Urusan capres-cawapres untuk Pilpres 2024, simpan dulu. Tahan dulu. Toh, waktunya juga masih jauh menuju 2024,” ujar Luqman kepada wartawan, Kamis (22/7).
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menambahkan, wajar Airlangga akan menyosialisasikan sebagai capres 2024. Karena keputusan itu sudah lama ketika aklamasi terpilih sebagai ketua umum. Hal ini tidak terbatas pada ruang dan waktu dan merupakan hal yang biasa dalam politik.
Namun, diakui banyak publik mengkritik di tengah pandemi para elite politk seharusnya memikir bagaimana menyelesaikan masalah terkait Covid-19.
“Nah, yang kemudian menjadi kritik publik karena ini dianggap tidak sensitif, ya karena di tengah pandemi ini semestinya para elite itu menyelesaikan bagaimana menyelesaikan masalah terkait dengan Covid. Misalnya tentang kesehatan, jaminan kerjaan, bansos dan lain-lain,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (22/7).
Adi menilai, pandemi ini justru waktu yang tepat untuk menunjukan keberpihakan publik terhadap masyarakat jika ingin menjadi calon presiden.
Capres 2024 perlu membahas nyata dalam hal wabah, membantu masyarakat dan penanganannya. Bukan hanya muncul di hadapan masyarakat melalui baliho saja.
“Nah, bagi saya justru Corona ini memberikan banyak faedah kepada elit yang mau maju di 2024 bahwa mereka harus menunjukkan secara serius keberpihakannya terhadap isu corona,” ujar Adi.
“Yang enggak sensitif itu adalah ketika banyak baliho, tapi mereka tidak serius bicara tentang penanganan Corona. Itu ga sensitif,” jelasnya. | red
Sumber: merdeka.com
Lihat Juga:
- Posts not found
- Posts not found