Tulang Bawang | Masyarakat setempat mempertanyakan keberadaan proyek yang diduga milik Balai Besar Perairan Provinsi Lampung, karena tanpa plang nama proyek, sehingga tidak diketahui berapa besar anggaranya dan rekanan yang mengerjakan. Masyarakat setempat menamai proyek yang pengerjaanya dimulai awal Mei 2015 itu, sebagai proyek siluman. Wajar kalau warga menjuluki proyek itu tidak jelas alias proyek siluman, karena memang tidak jelas siapa yang mengerjakannya, dan berapa anggaran yang digunakan untuk rehab irigasi itu.
“Plang nama proyek aja tidak dipasang,” kata Aliyanto, Ketua LSM Lembaga Peduli Pembangunan Daerah (LPPD) Kabupaten Tulang Bawang, (17/05).
Harapannya, rekanan yang mengerjakan proyek tersebut dapat mensosialisasikannya kepada mayarakat setempat.
“Masyarakat itu mau tahu, ini kegiatan dari mana, instansi apa, besarnya dana berapa, atau jangan-jangan ini belum ditenderkan tapi sudah dikerjakan, karena ada permainan didalamnya,” ujarnya.
Edi Santosa, pengawas lapangan proyek tersebut mengaku sebagai pengawas yang ditunjuk oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Lampung, dan proyek yang saat ini berjalan merupakan pekerjaan milik Balai Besar Perairan Provinsi Lampung. “Saya hanya mengawasi pekerjaan, terkait perusahaan yang mengerjakan atau nilai anggaranya saya tidak tahu,” ujarnya, di lokasi proyek.
Menurutnya, pekerjaan rehabilitasi saluran irigasi primer itu sepanjang 3,5 Kilometer.
“Ada dua paket, yang satu dari Ipil ke Pidada, dan paket II dari Pidada ke Pasar Rawajitu,” jelasnya.
Saat ditanya mengenai tidak adanya papan nama kegiatan proyek tersebut Edi mengatakan, papan nama akan dipasang jika pekerjaan sudah berjalan 50% hingga 70%. “Ya kalau kita pasang sekarang, saat memulai pekerjaan, nanti masyarakat malah bingung. Jadi nanti saja kalau pekerjaan sudah berjalan 50% sampai 70 %,” ujarnya.
Tidak adanya sosialisasi mengenai pelaksanaan rehap tersebut, beberapa warga mengaku dirugikan, karena banyak tanam tumbuh pada bibir irigasi harus dimusnahkan.
“Ini entah proyek apa, akibat proyek ini banyak warung-warung yang terpaksa dibongkar paksa.” Ujar Erwan, salah satu warga setempat.
| Baca Juga
Artikel | Kisah | Kesehatan | Pertambangan & Energi
Pertanian & Perikanan | Organisasi | Sosial
Handphone | Komputer | Mesin | Unik Langka
Lalu Lintas | Bola | Sport
| Berita Pilihan