Lampung Timur | Proyek Peningkatan Jalan Desa Bumijawa Taman Asri Purbolinggo senilai Rp.5,4 Milyar disorot Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lampung Timur ( Lamtim ) Abdul Wahid dari Fraksi Gerindra, lantaran tak sesuai SPEK, sehingga tenaga kerja diminta untuk tidak melanjutkan pekerjaanya.
Dan lebih Ironisnya, para pekerja yang hanya di bayar Rp.70 ribu perhari tersebut bekerja hanya atas perintah pelaksana proyek, tanpa pengawasan dari pihak-pihak tertentu, baik Konsultan Pengawas ataupun Dinas terkait, bahkan pihak pelaksana proyek pun tidak terlihat di lokasi proyek.
Dalam pantauannya, Abdul Wahid yang di dampingi LSM Gerakan Cinta Lamtim dan para awak Media, tampak terlihat pada badan jalan yang rusak hanya ditimpa batu gunung 3 – 5 tampa Cotting (Aspal), saat di Lokasi, senin (25/7/2016).
Dikataka Abdul Wahid, pihak pemborong selaku pelaksana proyek, mestinya dalam pelaksanaan proyek harus telah memasang papan nama proyek, sehingga masyarakat dapat mengetahui asal uang yang digunakan untuk pembangunan, selain tanpa papan nama, proyek pekerjaan dengan pagu anggaran 5,4 Milyar itu juga melakukan pemasangan batu 3-5 dan 2- 3 tanpa menggunakan aspal terlebih dahulu, tak cukup sampai disitu saja batu yang digunakan juga bukan batu hitam, melainkan batu gunung sehingga ini akan menyebabkan kualitas pekerjaan kurang maksimal.
“Karena itu saya sebagai wakil rakyat, meminta pada para pekerja untuk tidak melanjutkannya, sebelum adanya pembenahan dengan batu-batu sesuai spek dan pelakasana proyek harus mengikuti aturan yang telah di tetapkan, mestinya kan ada tim teknis,” ujar Abdul Wahid.
Sementara itu Yulian Saifulah Ketua LSM Bela Negara, yang juga berada di lokasi proyek meminta agar pihak terkait dapat bekerja dengan baik, demi pembangunan kabupaten yang lebih baik, dimana Kabupaten Lamtim saat ini tengah menjadi sorotan bagi Kabupaten Kota lain, lantaran banyaknya pejabat yang terjerat proses hukum.
“Saya minta kepada Dinas terkait, dan pihak konsultan dapat melakukan tugasnya dengan benar, sebab mereka itu di bayar mahal oleh Negara, jadi jangan menerima gaji buta, apa lagi kan kita tahu sekarang ini, Lamtim sangat di sorot miring Kabupaten oleh Kota lain, dikarenakan pejabatnya yang banyak tersandung hukum,” ucap Yulian Saifulah.
Sedangkan Fauzi Ahmad Ketua LSM Genta Lamtim bukan hanya menyoroti batu gunung dan Cotting, melainkan sebagian jalan yang sudah di gelar lataston, dalam pantauan ketebalan rata-rata tidak ada yang lebih dari 2 Centi meter, yang semestinya ketebalan mencapai 5 centi meter.