LAMPUNG7COM, Tanggamus – Tugiono 50 tahun warga Desa Tanjung Anom Kecamatan Kota Agung Timur, Kabupaten Tanggamus, hanya bisa pasrah dengan penyakit yang di deritanya. Di tempat tidurnya berbaring cukup memprihatinkan, pasalnya kamar yang dia tempati langit2 atap tepat dikamar sudah bolong semua. Atapnya jika hujan turun air masuk kamar, lantai tanah keliatan basah ketika sehabis diguyur hujan semalem. ( 9/11)
Saat LAMPUNG7COM Bertandang kerumahnya, saat itu Tugiono sedang terbaring pasrah menahan sakit pada bagian alat vitalnya, yang semakin hari keadaannya sangat memprihatinkan. Dengan ditemani Sumisni (istri Tugiono), kesedihan yang mendalam terpancar dari pasangan ini.
Lelaki paruhbaya yang saat sehat ini, kesehariannya bekerja sebagai seorang buruh/tukang Gesek kayu (senso). Saat ditanya tentang awal sakitnya, Tugiono menuturkan, Berawal saat dirinya pulang bekerja, alat vitalnya merasa gatal-gatal dan lama kelamaan luka lecet, dan saat itu sudah diupayakan untuk berobat kebeberapa tempat tapi tidak kunjung sembuh, dan alat vitalnya sampai dihinggapi belatung kecil-kecil. Hingga saat ini alat vital sudah tidak lagi terlihat, tertutup oleh tumpukan luka yang terus menjalar. Dikatakan Sumisni, “Saya sudah pernah membawa berobat kemana-mana dengan biaya yang kami miliki dirumah ini, termasuk dua motor yang kami miliki telah terjual.”
Ditambahkan Sumisni, “Kamipun sudah pernah bawa bapak ke Rumah Sakit Daerah, kata dokter ini penyakit langka dan belum pernah ada di Lampung,” ujarnya. Misni juga menuturkan bahwa dirinya pernah dibantu warga lingkungan sekitar tempat dia tinggal sebesar 500 ribu rupiah, dan pernah juga dapat bantuan dari Bupati Tanggamus sebesar 5 juta rupiah sekitar setahun yang lalu. Dana tersebut digunakan untuk berobat ke RS. Urip Sumoharjo, dirawat inap di sana. “Dan untuk satu tahun ini saya sudah tidak punya uang lagi untuk membawa berobat suami saya.” Ujarnya.
Saat ditanya tentang BPJS, dirinya dulu pernah ikut kelas II, “Pada waktu itu saya pernah ke RSUD yang ada di Tanggamus, katanya untuk penyakit suami saya kalau pake BPJS tidak ada obatnya, dan suruh pake suntikan, kalau di Lab 400 ribu. Saya cari hutangan ketetangga tetapi tidak dapat, sehingga tidak jadi saya bawa untuk dilakukan pengecekan di laboratorium, sampai sekarang belum saya lakukan,” ujarnya.
Lebih lanjut saat kami tanyakan perihal bantuan pamong pekon/desa dan pemerintah, Sumisni mengungkapkan, “Saya ucapkan ribuan terima kasih atas segala bantuannya untuk suami saya, dan harapan saya mudah-mudahan ada uluran tangan dari berbagai pihak untuk membantu pengobatan suami saya.” Ungkapnya ke LAMPUNG7COM. [Budi W. Wartawan L7]