Lampung7.com – Metro | Walikota dan wakil walikota Metro Wahdi dan Qomaru menerima kunjungan pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Metro, di Kantor Dinas Walikota, Senin (15/03/2021).
Dalam pertemuan tersebut Ketua Koni Ampian Bustami bersama pengurus harian KONI Kota Metro menyampaikan maksud dan tujuan untuk melaporkan bahwasannya prestasi KONI Kota Metro saat ini mendapatkan peringkat ke lima pada porprov tahun lalu.
“Kita Porprov 2017 peringkat 5, sedang rencana 2022 porprov kembali digelar, target kita masuk 3 besar, maka kita sangat perlu dukungan dan suport Walikota Metro dalam persiapan Porpov pada tahun 2022 nanti termasuk mempersiapkan kualitas atlet kita dengan pemilihan selektif melalui Cabor, ” ujar Ampian.
Lebih lanjut Ampian menambahkan, sejauh ini ada 24 Cabor yang tergabung di Koni Kota Metro dan akan ada 3 penambahan lagi cabor yakni Tinju, Binaraga dan Kick Boxing.
Sementara Walikota Metro Wahdi mengatakan dalam menyambut Porpov tahun 2022 selain mempersiapkan atlet juga harus meningkatan kualitas pelatih dari masing-masing cabang olahraga.
“Sangat penting untuk menjadikan para atlet Kota Metro berprestasi. Karena itu, KONI Metro harus melaksanakan ekspos terhadap cabang-cabang olahraga yang punya potensi, sehingga nanti akan muncul atlet yang berkualitas,” ucapnya.
Ditambahkannya, Wahdi juga menargetkan pada gelaran Porprov 2022 nanti bisa mendapatkan 3 besar, agar Kota Metro di kenal dengan prestasi.
“Nanti akan kita lihat apa saja yang dibutuhkan dari masing-masing cabor. Akan kita dukung pengembangan cabor agar nanti bisa meraih prestasi yang lebih baik, target kita kan tiga besar ya. Tentu akan kita dukung upaya untuk peningkatan kualitas pelatih, atlet maupun fasilitas olahraga. Salah satunya kegiatan ini, karena pelatih adalah kunci utama agar para atlet kita berprestasi,” papar Wahdi.
Lanjutnya, dengan rencana Porpov akan dilaksanakan di tahun 2022 jika kondisi memang sudah memungkinkan, dengan persiapan persiapan yang sudah matang.
“Kota Metro juga sudah menorehkan prestasi hingga tingkat nasional. Untuk itu kita tetap harus melakukan manajemen yang baik, dan monitoring serta evaluasi,” tutup Wahdi. (Aliando).