Tulang Bawang | Adanya Program Proyek Operasi Nasional Agraria ( PRONA ), Merupakan Perwujudan dari Program Catur Tertib di Bidang Pertanahan, yang diselenggarakan secara Nasional oleh kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN), Guna mempercepat proses Hak Hukum atas kepemilikan.
Salah satunya Kampung Lingai, Kecamatan Menggala Timur, Kabupaten Tulang Bawang, yang mendapatkan kuota (PRONA) sekitar 300 Buku.
Perlu diketahui atas program Proyek Operasi Nasional Agraria (PRONA), yang di atur dalam Kepmendagri No. 189 Tahun 1981, tentang persertifikatan tanah secara massal, khususnya bagi segenap lapisan masyarakat golongan ekonomi lemah, dan Hanya dikenakan pembayaran sebesar Rp. 200,000, untuk biaya Administrasi seperti materai dan lain sebagainya, sesuai Keputusan Meneg Agraria/Kepala Badan pertanahan Nasional No. 4 Tahun 1995, tentang Perubahan Besarnya Pungutan Biaya Pemberian Sertipikat Hak Tanah.
Hn (33), salah masyarakat kampung Lingai mengatakan, bahwa biaya yang dipungut untuk pembuatan sertifikatnya sebesar Rp. 1.000.000 mulai dari tahun 2014 sampai sekarang. Lalu untuk pembayaran pertamanya menggunakan kwitansi (DP), kemudian sisa harus dibayarkan setelah sertifikatnya jadi. 04/02/2021.
“Yang ngambil duitnya sisanya (Carek)/sekretaris desa, terus kwitansi pembayaran pertama di ambil mereka lagi karena sudah lunas.Terus kalau buat disetorkan dengan siapa, saya enggak tahu dan nggak paham, yang jelas mereka bilang hanya diperintahkan oleh Bapak Lurah,” ujarnya.
Atas biaya operasional pembuatan Sertipikat yang di pungut oleh Oknum Apatur kampung Lingai kepada masyarakat sebesar Rp. 1.000.000, hal tersebut tentunya tidak sesuai/melanggar atas keputusan Meneg Agraria/Kepala Badan pertanahan Nasional No. 4 Tahun 1995, tentang Perubahan Besarnya Pungutan Biaya Pemberian Sertipikat Hak Tanah, yang seharusnya masyarakat hanya dibebankan biaya Operasional sebesar Rp. 200.000.
Sampai terbitnya pemberitaan ini sudah sempat diklarifikasi kepada (Hs), selaku Sekretaris Desa dan (S), selaku mantan BPK di periode tahun 2020 Desember kemarin, mereka mengatakan bahwa mereka tidak tahu menahu dan hanya ditugaskan oleh kepala kampungnya. | Towi