Metro | Hari Anak Nasional (HAN) diperingati setiap tanggal 23 Juli, di tahun 2020 situasi yang berbeda, berbagai kegiatan yang bernuansa kegembiraan dan keceriaan bagi anak-anak tidak dapat di lakukan seperti tahun-tahun sebelumnya
Hal ini karena Pandemi COVID-19, dimana perayaan HAN hanya bisa dilakukan secara virtual/daring, anak-anak menyampaikan pandangannya, mengembangkan kreatifitasnya, menyapa teman-teman se-tanah air dan mengekspose karyanya melalui layar handphone atau komputer.
Pandemi COVID-19 berdampak pada pemenuhan hak pendidikan anak. Sekitar 45,3 juta siswa mengalami dampak perubahan pembelajaran. Pembelajaran berbasis internet ini sulit menjangkau kelompok anak dari kalangan ekonomi bawah dan wilayah terpencil. Siswa yang tidak memiliki alat komunikasi mengalami kesulitan untuk menerima pembelajaran dari guru. Begitu pula halnya dengan guru yang tinggal di daerah tanpa jaringan telekomunikasi yang memadai, mereka tidak bisa mengadakan pembelajaran secara rutin.
Pandemi COVID-19 mengakibatkan peningkatan kemiskinan dan karenanya akan meningkatkan pekerja anak mengingat rumah tangga akan menggunakan segala upaya agar dapat bertahan hidup.
Kenaikan satu persen dalam angka kemiskinan akan menyebabkan 0,7 persen peningkatan pekerja anak. (ILO & UNICEF 2020). Sementara proyeksi kemiskinan meningkat menjadi 12,4 persen pada 2020 setara dengan 33,4 juta orang. Dan sekitar 11 juta anak rentan menjadi pekerja anak. (Jarak 2020). Anak Indonesia berada pada ancaman dan risiko yang besar terjerumus menjadi pekerja anak.
Hari Anak Nasional 2020 memberikan pesan yang kuat pada semua pihak untuk melakukan hal yang lebih dari biasanya. Memberikan perhatian yang lebih, dan bekerja lebih keras lagi untuk anak Indonesia.
Resiko pandemic COVID-19 terhadap anak sangat besar dan berada dalam situasi ketidakpastian. Suara anak harus diapresiasi dan diberi ruang yang cukup. Hasil Rembuk Anak Desa melahirkan rekomendasi sebagai Suara Anak Indonesia yaitu: Pertama, Kebutuhan untuk sinau (belajar) dengan cara tatap muka karena sinau daring selama masa pandemi dirasa tidak efektif dikarenakan berbagai sebab seperti susah sinyal, minimnya alat komunikasi, keterbatasan kuota, tidak terbiasa.
Dua, perlu penguatan dan mengkampanyekan terkait hak hak anak ke masyarakat luas dan pemangku kepentingan.
Tiga, Berkomitmen untuk aktif menanggulangi dan mencegah segala bentuk kekerasan pada anak (stop bullying, pernikahan dini (anak) serta berkomitmen untuk aktif dalam upaya pencegahan dan penanggulangan pekerja anak.
Hal tersebutlah yang membuat Aye Sudarto, Direktur Lampung Membangun (Lammbang) pada Hari Anak Nasional menyerukan kepada kementerian/lembaga, pemerintah daerah, sektor bisnis, orgnisasi masyarakat sipil, media dan pengiat perlindungan anak untuk mengambil tindakan segera (immediate action) dalam memastikan anak terlindungi dari berbagai bentuk eksploitasi ekonomi.
“Secara khusus dapat mencegah dari potensi terjadinya pekerja anak sebagai akibat dari dampak pandemic covid-19. Negara harus hadir menjamin anak tidak memasuki dunia kerja secara dini dan memastikan berada di bangku pendidikan untuk mempersiapkan menjadi sumberdaya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Selamat Hari Anak Nasional, Anak Terlindungi, Indonesia Maju,” pungkas Aye Sudarto. | (Arif).