[espro-slider id=25114]
PADANG CERMIN | Hampir sepekan sudah, jalan provinsi yang berada di wilayah Kecamatan Padang Cermin, tepatnya di tanjakan Pematang Liang, Desa Padangcermin, Kecamatan Padang Cermin yang longsor pada Kamis (08/12) lalu belum ada penanganan yang berarti. Hingga saat ini, hanya warga setempat yang bergotong-royong memperbaiki jalan dan mengatur arus lalu-lintas di wilayah setempat, pasalnya jalan di wilayah yang longsor tersebut hanya bisa dilalui kendaraan dengan menggunakan satu jalur.
Mawi (51) warga RT.04 Dusun Dantar, Desa Padang Cermin mengatakan, mereka sempat menggunakan alat komunikasi (HT) milik Dishub Pesawaran hanya sehari untuk mengatur arus lalu lintas di wilayah setempat.
“Kami dipinjami alat komunikasi milik Dinas Perhubungan Kabupaten Pesawaran untuk mengatur laju kendaraan, namun hanya sehari saja, setelahnya kami hanya menggunakan peluit saja,” jelasnya.
Lebih parah lagi, imbuhnya, warga setempat yang mengatur laju kendaraan pada malam hari hanya mengandalkan cahaya lampu yang bersumber dari aki mobil. Hal ini, mengingat kondisi jalan yang longsor tersebut sangatlah curam dan berliku.
“Kami merasa kasihan terhadap para pengguna jalan yang melintas jika tidak dibantu melewati jalan yang longsor ini,” tambahnya.
Lebih lanjut, Mawi berharap agar pemerintah segera melakukan perbaikan jalan longsor tersebut agar bisa kembali dilalui kendaraan dari dua arah.
“Kami berharap bisa segera diperbaiki, karena jalan diwilayah ini juga rawan kecelakaan,” harapnya.
Sementara, Camat Padang Cermin, Darsoyo, SE.,MM mengatakan, bahwa pihak Provinsi melalui BPBD akan lebih dulu melakukan peninjauan untuk menangani dan memperbaiki jalan longsor di wilayah setempat.
“Hari ini pihak provinsi akan lebih dulu melakukan peninjauan untuk melakukan perbaikan jalan longsor tersebut,” tandasnya.
Dari pantauan di lapangan, siswa dan siswi SMPN 14 Pesawaran yang hendak study Tour harus di antar oleh keluarga maupun kerabatnya hingga ke Yonif-9 Marinir. Hal ini di sebabkan, karena pengemudi bus yang di sewa tidak berani melintas jalan longsor tersebut.
Salah seorang wali murid ketika dijumpai mengatakan, akibat jalan longsor dirinya dan yang lainnya harus mengantar putra dan putrinya yang hendak study tour ke Jakarta dan Bandung.
“Kan repot kalo begini, tapi mau diapain kalo sopirnya gak berani. Tapi tadi saya bilang ke sopirnya, saya gak mau tau kalo pulang harus di antar sampai di sekolah,” pungkasnya. | Hendri.