Pangeran Achmad Syafi’i Suttan Pikulun, ditulis kembali oleh Suttan Junjungan Sakti Yang Dipertuan Skala Bkhak Ke-27
Lampung7com – Bandar Lampung | Pada tahun 1740 terjadi peperangan antara kepaksian Buay Nyerupa Dengan kompeni Inggris di daerah Pugung Tampak ( termasuk daerah sukung) dan setelah itu selama 59 tahun, beberapa kali Sukau kepaksian Nyerupa mengadakan penyerangan- penyerangan untuk mengacaukan kedudukan kompeni Inggris yang terpusat di Krui, sehingga kepaksian Nyerupa di anggap oleh kompeni Inggris lebih berbahaya dari yang lain-lain.
Maka pada tahun 1799 diadakanlah perjanjian persahabatan antara Saibatin kepaksian Nyerupa yang saat itu di pimpin oleh Gajah Gelar Batin Pikulun atau Pangeran Penghulu Raja ( gelar pemberian kompeni Inggris) dengan pihak kompeni Inggris.
Dengan isi perjanjian sebagai berikut :
- Apabila musuh datang dari darat,( Kesultanan Pelembang atau dari kesultanan Banten melalui jalur kota Agung) maka akan dihadapi oleh pasukan Pangeran Penghulu Raja Kepaksian Nyerupa.
- Apabila musuh datang dari arah laut, maka akan dihadapi oleh pasukan kompeni Inggris.
Begitulah lihainya pasukan kompeni Inggris untuk menaklukkan kepaksian Nyerupa, dengan adanya perjanjian tersebut maka kompeni Inggris dengan leluasa dapat menguasai Krui seutuhnya, untuk memecah daerah Krui dengan Nyerupa di Sukau maka saat itulah para punggawa diangkat oleh kompeni menjadi pangeran, jika terjadi permasalahan maka para pangeran inilah yang dikedepankan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Pada akhirnya akal liciknya pemerintah kompeni Inggris tercium juga oleh masyarakat adat, sehingga terjadilah suatu peristiwa meninggalnya dua orang pembesar pemerintah kompeni Inggris yaitu Mr. Giransi dan Mr. Hambalaya yang mati setelah dipotongkan dan dijamu makan oleh Proatin- Proatin.
Pada tanggal 29 Mei 1825 setelah ditukar nya Bengkulu dengan Malaka ( Singapore saat ini) oleh kompeni Inggris kepada pemerintah kompeni Belanda, pihak kompeni Inggris tetap saja menunjukkan kelihaiannya mengambil hati rakyat dengan menyinggung-nyinggung tentang adat seperti yang tertera dalam plakat perjanjian :
“Syah dan Istimewa pula Tuan Cumander yang iya ada yang menerangkan pada tuan segala Raja dan penghulu serta Melayu Cina dengan segala perkara maharaja besar itu telah memikirkan akan jalan kebajikan Negeri ini ialah berjanji dengan maharaja besar Belanda yang iya akan boleh menurut seperti perjanjian Adat yang telah dibuat oleh Tuan besar letnan Guvernur.”