LAMPUNG7COM | Beberapa warga masyarakat Kota Bandar Lampung dibuat Tercengang saat akan membayar tagihan listrik Prabayar untuk tagihan bulan Januari 2022 pada loket pembayaran listrik atau tempat pembayaran lainnya.
Pasalnya, tagihan listrik Prabayar untuk kWh R1 mengalami peningkatan tagihan dari biasanya, yang membuat sebagian pelanggan PLN kota Bandar Lampung menjerit.
Hal itu disampaikan oleh salah satu pelanggan PLN Prabayar di jalan Yos Sudarso, Kelurahan Bumi Waras, Kecamatan Bumi Waras, Kota Bandar Lampung, Afat, kepada awak media, Sabtu (08/01/2022).
“Saya kaget dan cukup tercengang, ketika saya cek tagihan listrik melalui PLN Mobile untuk bulan Januari 2022 ini ternyata ada kenaikan 3 kali lipat dari biasanya” ujar Afat.
Menurut Afat, biasanya ia membayar tagihan listrik setiap bulannya tidak pernah melebihi Rp. 150.000.00, karena pemakaian listrik dirumahnya normal dan standar.
“Biasanya saya bayar listrik setiap bulannya tidak lebih dari Rp. 150 ribu, bahkan dibawah itu, tapi bulan ini ketika saya cek kok meningkat jadi Rp. 417.903., naiknya 3 kali lipat” jelas Afat.
Dilain pihak, seorang warga Kelurahan Pesawahan, Kecamatan Teluk Betung Selatan, Kota Bandar Lampung, Hadizah, juga mengalami hal yang sama terkait kenaikan tagihan listriknya untuk bulan Januari 2022 ini.
Dirinya sangat terkejut saat akan membayar tagihan listriknya, dikarenakan adanya kenaikan 2 kali lipat dari biasanya.
“Dari dulu gak pernah sampai mahal begitu, paling besar gak sampai Rp 150rb, kok ini malah sampai Rp 300rb lebih, sampai saya bayar uangnya kurang, “ujarnya.
Selain itu, Hadizah juga mengatakan jika pemakaian listrik dirumahnya selalu digunakan dengan standar sesuai kebutuhan.
” Gimana saya gak kaget, gak ada penambahan barang elektronik dan listrik yang digunakan sama seperti bulan-bulan sebelumnya, tiba-tiba pas bayar Rp 300rb lebih.” Ungkapnya kepada awak media.
Ketika awak media mencoba minta konfirmasi kepada pihak PLN, Darma (sapaan) Humas PLN IUD Lampung via chat WhatsApp terkait keluhan para pelanggan PLN tersebut ia menjelaskan,
“Kalo untuk memastikan angaknya betul atau tidak, bawa foto angka kwh meternya ke kantor PLN terdekat untuk menanyakan ketepatan angka pencatatanya dan perhitungan rekeningnya. Kalo datang langsung akan lebih jelas, kenapa angkanya segitu,” ujar Darma.
Dan terkait pelanggan menanyakan respon dari Manager PLN Teluk Betung, Benny, Darma mengatakan, “pak beni mau membantu. Namun mungkin dia kelupaan atau tidak ditempat. Karna pak beni pun jika mau mengecek angkanya harus dikantor, melalui intranet,” bijaknya.
Tak hanya itu, Darma menyarankan dan memberi solusi untuk para pelanggan:
Pelanggan memakai aplikasi PLN Mobile untuk turut melaporkan angka kwh meternya dengan menu Catat Meter Meter yang dilakukan pada tanggal 24 hingga 27 setiap bulan. Hal ini dilakukan karna pelanggan memiliki hak untuk mengetahui besaran jumlah transaksi energi listriknya.
Atau bermigrasi ke kwh meter Prabayar/token. Perlu diketahui, keuntungan kwh meter prabayar adalah dapat memanajemen pemakaian energi listriknya secara mandiri, tidak adanya pencatatan meter sehingga tidak adanya kesalahan baca meter, sangat menjaga privasi pelanggan dan tidak adanya sanksi biaya keterlambatan serta sanksi pemutusan.
Dikaitkan lagi dengan persoalan yang dialami Hadizah, Darma menjelaskan, “Kalau dibandingkan dengan pembayaran ini, stand meter terakhir sekitar pada 27 sd 31 Desember 2021 (tergantung jadwal pencatatannya) sebesar 2045. Sedangkan di fiisk kwh meter sore ini 8 januari 2022 seperti yang baru dikirim angkanya adalah 2113. Masih ada selisih sekitar 68 kwh. Sehingga jika dirata2kan adalah 6 hingga 8 kwh per hari. Jika dikalkulasi sebulan mencapai sekitar 180 sd 240 kwh sebulan. Atau setara dengan Rp.250ribuan hingga Rp.340ribuan perbulan,” terangnya.
“Menurut saya jika melihat angka ini sudah benar, Sesuai Pemakaian dirumahnya cukup besar,” tambah Darma.
Namun ia juga menyarankan kepada pelanggan, “Kalo ga mau repot ngitung, pakai prabayar yang ngitung sendiri,” katanya.
Tak hanya itu, Darma menjelaskan soal subsidi dan non subsisdi, “untuk R1M/900 ini adalah daya 900 non bersubsidi, R1/900 adalah tarif daya 900 bersubsidi. Pembedanya huruf M,” tulisnya dalam chat WhatsApp.
dan ia menjelaskan juga soal harga per KWh, “Kalo yg non subsidi Rp.1450 an per kwah,
Kalo yg subsidi, mudah2an ga salah Rp1300an,” terangnya. | Pin