LAMPUNG7COM | Anggota Komisi VI DPR Fraksi Gerindra Andre Rosiade menyampaikan kritiknya terkait dengan harga polymerase chain reaction (PCR). Meski pemerintah sudah menurunkan harga PCR paling tinggi Rp275 ribu untuk Jawa-Bali dan Rp300 ribu luar Jawa-Bali, jumlah tersebut dianggap masih terlalu tinggi.
“Intinya PCR kita itu bisa di bawah Rp200 ribu,” kata Andre dalam RDPU bersama PT Biofarma, PT Kimia Farma, PT Indofarma, dan PT Phapros di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa, 9 November 2021.
Politikus Partai Gerindra itu juga memerinci biaya produksi tes yang diperolehnya. Salah satunya, viral transport medium (VTM) sebagai komponen tes PCR seharga Rp10 ribu. Kemudian peralatan ekstrasi seharga Rp25 ribu, dan PCR kit reagen seharga Rp65 ribu. Sehingga, modal kit PCR secara keseluruhan hanya sekitar Rp100 ribu.
Kemudian, ditambah dengan biaya operasional tenaga kesehatan melakukan tes PCR berkisar Rp50-70 ribu. “Masih di bawah Rp200 ribu. Iya sudah pajak margin (10 persen), Rp200 ribu lah maksimal pokoknya masih bisa di bawah Rp200 ribu,” ungkap Andre.
Bio Farma klaim harga PCR Indonesia termurah
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Honesti Basyir mengeklaim harga tes PCR di Indonesia tergolong paling murah jika dibandingkan beberapa negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura.
“Menurut kami harga tes PCR di Indonesia ini yang termurah kalau kita bandingkan negara tetangga, seperti Thailand, Malaysia, Singapura, malah juga beberapa negara,” kata dia dalam rapat dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Selasa, 9 November 2021.
Saat bertemu partner yang ada di Uni Emirat Arab (UEA), ia menyebut harga tes PCR yang dipatok jauh lebih mahal dibandingkan Indonesia. Terlebih Honesti memprediksi harga tes PCR di dalam negeri bisa kembali diturunkan dengan banyaknya supply reagen.
“Dengan semakin banyak supply dari dalam negeri mungkin harga ini bisa kita turunkan sampai level tertentu dan juga dengan adanya bisnis model sekarang dengan kolaborasi antara pemilik mesin dan pemilik reagen sendiri juga bisa menekan harga sampai level tertentu,” ungkapnya.
Selain itu, pemerintah telah menetapkan batas atas harga tes PCR Rp275 ribu untuk Jawa Bali dan Rp300 ribu luar Jawa Bali. Hal ini membuat harga tes PCR semakin terjangkau bagi masyarakat, sama seperti produk farmasi lainnya. | red
Sumber: medcom