Jakarta | Presiden Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi mengklaim telah melakukan langkah luar biasa selama pandemi Covid-19 menerpa Indonesia. Salah satunya mengenai perubahan fokus belanja pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Refocusing dan realokasi anggaran di seluruh jenjang pemerintahan dan memberi ruang relaksasi APBN dapat diperlebar di atas 3 persen selama 3 tahun,” ungkapnya usai menerima LHP LKPP dari Ketua BPK Agung Firman di Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (25/6).
Jokowi bersyukur berbagai kebijakan yang diambil mampu menjaga kondisi kesehatan dan ekonomi Indonesia. Ekonomi Indonesia diklaim bisa dijaga dari segala tekanan. Walaupun ekonomi sempat mengalami kontraksi pada kuartal ke II pada 2020. Ekonomi tumbuh -5,32 persen. Namun berangsur membaik pada kuartal I/2021 berada di kisaran -0,74 persen.
“Alhamdulilah kita mampu menangani peningkatan belanja kesehatan sekaligus menjaga ekonomi Indonesia dari berbagai tekanan,” ungkapnya.
Pelebaran defisit tak terhindarkan mengingat kebutuhan belanja negara makin meningkat. Mulai dari penanganan kesehatan dan menjaga kondisi perekonomian. Di sisi lain, pendapatan negara mengalami penurunan.
“Kita juga mendorong berbagai lembaga negara melakukan sharing the pain, menghadapi pandemi dengan semangat kebersamaan, menanggung beban bersama seperti burden sharing yang dilakukan pemerintah bersama bank Indonesia.”
Sebelumnya, Ketua Badan Pengawas Keuangan (BPK) Agung Firman Sampurna membacakan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II di Istana Negara.
Meskipun LKPP dan IHPS II mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan terkait pengelolaan keuangan negara, terutama menyangkut penanganan program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN).