LAMPUNG7COM, Punduh Pedada – Akibat maraknya pengeboman ikan di perairan laut. Warga di 4 (empat) desa seperti, Desa Kota Jawa, Sukarame, Pagar Jaya dan Pulau Legundi, Kecamatan Punduh Pedada, Pesawaran resah. Hal itu diungkapkan Kades Pulau Legundi, Ahmad Zulkhidir, para nelayan di desanya sangat resah dengan tindakan para nelayan yang menangkap ikan dengan cara mengebom dan menggunakan bagan congkel dan kapal motor gardan.
Akibat pengeboman itu, banyak terumbu karang yang rusak akibat ulah para nelayan menangkap ikannya dengan cara mengunakan bom ikan, bagan congkel dan kapal motor gardan. Bahkan menurutnya, jika saja tidak cara menangkap ikannya tidak menggunaka bom ikan, sudah pasti kita dapat melihat banyaknya ikan lumba-lumba di perairan sekitar Pulau Dua, Pulau Seserot, dan Selat Gaitan.
“Kalo boleh jujur, ikan lumba-lumba itu bukan di perairan kiluan, Tanggamus. Tapi di perairan sekitar Selat Gaitan yang masuk wilayah kita,” Kata Kades Pulau Legundi ini. Para nelayan yang meraih keuntungan dengan cara melawan hukum ini melakukan aksinya di pagi hari sekitar pukul 05.00 WIB, dan pukul 17.00-18.00 WIB.
“Para pengebom ini pintar sekali, setelah menjatuhkan bom ikan kelaut, para nelayan ini langsung meninggalkan lokasi, kira-kira bom itu sudah meledak baru ia datang kembali ke lokasi tadi,” ungkapnya dengan nada kesal.
Dan ia juga menjelaskan, para pelaku pengebom ikan, nelayan congkel dan kapal gardan ini berasal dari Bandar Lampung dan Pulau Tabuan, Tanggamus. Dengan ulah para pencari ikan yang merusak keindahan alam dan terumbu karang demi meraihkan keuntungan secara pribadi ini.
Ia sangat mengharapkan adanya perhatian dari pihak terkait untuk memberhentikan ulah para perusak di perairan laut yang masuk dalam wilayahnya. “Dulu sempat berhenti satu bulan, saat ada warga yang tertangkap saat ngebom ikan,” ujarnya. Hal itu di amini oleh Kepala Desa Pagar Jaya, Jami’an, ia juga mengharapkan para instansi terkait dan pihak berwajib dapat menangkap para pelaku menangkap ikan dengan cara mengebom atau yang lainnya yang sifatnya merusak keindahan alam dan terumbu karang.
“Di perairan laut kita inilah yang banyak ikan lumba-lumbanya. Makanya kalo dari kiluan kita naik perahu sampai setengah jam lamanya sudah pasti ke arah Pulau Legundi atau Pagar Jaya,” kata Jami’an kepada Lampung7.com. Bahkan menurutnya, ia sangat optimis daerahnya akan menjadi ramai dan menjadi salah satu daerah objek wisata untuk menikmati keindahan laut dan melihat ikan lumba-lumba. Untuk itu perlunya perbaikan jalan menuju ke desanya diperbaiki. Selain infrastruktur yang harus diperbaiki, harus juga di bangun dermaga di Dusun Jaya Tani.
Kepala Desa Sukarame, Saipudin juga sangat kesal dengan para ulah nelayan penangkap ikan dengan cara mengebom. Bahkan ia juga mengatakan, para pengebom ikan di sekitar perairan Laut Pancur, Sukarame dan sekitar Pulau Tanjung Putus dilakukan saat warga sedang melakukan sholat.
“Kalo tempat saya, nelayan yang menggunakan bom ikan itu pakai perahu kecil (ting-ting),” ujar Ketua Apdesi ini. Kalo di Desa Kota Jawa lokasi pencari ikan dengan menggunakan bom ikan dilakukan sekitar perairan Pulau Helok dan Gosong Tengah,” kata Sahronin usai rakorcam. Camat Punduh Pedada, Drs. Mursalin, MM mengatakan akan segera menindak lanjuti keluhan dari warga 4 (empat) desa masalah pengeboman ikan, bagan congkel dan kapal gardan ini kepada dinas terkait. “Saya segera akan berkoordinasi dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten, guna menyikapi keluhan warga saya,” Kata Sekretaris Forum Camat ini.