LAMPUNG7NEWS Bandar Lampung | Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung kembali diterpa isu yang cukup mengagetkan masyarakat Lampung khususnya orang tua yang menguliahkan anaknya di UIN RIL.
Sebelumnya, pada beberapa bulan yang lalu telah terjadi tindak pidana asusila yang dilakukan salah satu dosen terhadap mahasiswa bimbingannya, dosen tersebut telah diproses secara hukum yang menetapkan dirinya tersangka, serta proses hukumnya telah ingkrah dipengadilan.
Atas kejadian tindakan tersebut UIN pun cukup tercoreng dimata masyarakat, namun tak sampai disitu saja UIN kembali diterpa keterpurukan untuk yang kedua kalinya, baru-baru ini telah viral tangkapan layar yang menampilkan akun twitter mengatasnamakan wakil rektor 1 UIN RIL dengan nama akun @Alamsyah010970 yang melihatkan menyukai akun pornografi dan belakangan ini akun twitter tersebut terlihat membenci ulama seperti HRS dan UAS.
Dalam keterangan yang viral tersebut, mencatut nama UIN dan menjelaskan profesi Dr. Alamsyah, M.ag sebagai wakil rektor. Setelah viralnya tangkapan layar twitter dimedsos mengundang respon dari sang wakil rektor.
Ia telah mengklarifikasi bahwa akun twitternya dikloning atau dihack oleh seseorang yang tidak bertanggungjawab, ia juga menegaskan akun asli twitternya bernama @Alamsyah49683297, dalam akun twitternya @Alamsyah49683297 juga menuliskan permintaan maaf.
“Saya mhn maaf atas peredaraan berita ttg saya dimedsos yang tidak mengenakan. Saya nyatakan berita tsb tdk benar dan akun yang dipakai bukan akun asli saya. Akun twitter saya yg asli adlh yang saya posting disini. trimakash wasalam wr wb.” Tulisnya.
Namun disayangkan responnya hanya sebatas klarifikasi dan tidak dilanjutkan ke proses hukum karena menyangkut nama baik UIN yang juga dicantumkan didalam caption yang telah beredar viral.
Akibat kejadian tersebut, mengundang nurani para alumni UIN yang merasa bahwa kejadian tersebut cukup mencoreng UIN yang kedua kali dimata publik, terlepas benar atau tidaknya prilaku tersebut. Para alumni UIN yang terketuk hatinya mengadakan rapat dikantor DPW APSI Lampung dengan beberapa alumni yang masih peduli terhadap citra kampusnya, Selasa 5 November 2019.
Ahmad Rusdi Umar, salah satu alumni UIN berpendapat, “Saya pertanyankan dibenak saya, Dr. Alamsyah mempuyai rekam jejak baik masak akunnya dikloning atau dihack dia tidak lapor dan malah terkesan santai saja hanya sebatas klarifikasi dan tidak dilanjutkan ke ranah hukum karena ini menyangkut nama baik UIN yang telah dicatut,” Ucap Ahmad Rusdi Umar.
Hal demikian pula disampaikan Marven, ia menilai apa yang terjadi saat ini sungguh kejadian yang sangat menjatuhkan citra UIN, dimana pendidikan islam yang juga merupakan kampus terbesar di Lampung kembali tercoreng oleh ulah oknum. hal ini harus kita sikapi sebagai alumni.
Hery CH Burmeli yang juga alumnipun senada dengan sikap marfen Efendi, ia pun menilai tataran birokrasi UIN pun harus dievaluasi, karena tidak mungkin ada kejadian yang terulang serupa, walaupun itu benar atau tidaknya yang terkini.ia berharap rektor UIN RIL pun harus tegas, Karena ini menyangkut nama baik UIN itu sendiri.
Terpisah pada itu, Saptawandra Maghfir yang juga Alumni memberikan tanggapan untuk meneruskan permasalahan ini pada ranah hukum. Dengan harapan menemui titik terang siapa yang harus bertanggung jawab terhadap kejadian saat ini yang menimpa UIN.
“Benar atau tidaknya itu dikloning yang bisa membuktikan hanya diproses hukum, kalau dia dikloning maka kita harus melaporkan atau mengawal bapak Alamsyah guna melaporkan oknum yang mencatut namanya dan juga nama baik UIN untuk diselidiki. Akan tetapi apabila itu memang benar akun bapak Alamsyah dan maka kita menuntut dia untuk mundur dari jabatannya karena ia pejabat publik apalagi seorang wakil rektor dibidang kemahasiswaan,” Tutur Sapta.
Herry pun turut menambahkan, menurutnya UIN saat ini tidak baik-baik saja permasalahnya pun bukan hanya dicitra UIN saja akan tetapi seperti Pak rektor yang merangkap jabatan di ketua PWNU dan Ketua Tranmigrasi menjadi sorotanya. Ia menilai bagaimana Rektor bisa mengevaluasi kinerja jajaranya kalau saja dia terlihat sibuk dan terkesan tidak fokus.
Ia juga sempat menyinggung pembangunan masjid yang tak kunjung usai sehingga tarikan dengan nama infaq tak kunjung usai dan setiap tahunnya terus dilakukan penarikan terhadap mahasiswa baru dan mahasiswa yang ingin wisuda.
Terlepas dari pada itu para alumni menyikapi kejadian yang baru viral yang menyangkut nama baik UIN dan membentuk MAJELIS PENYELAMAT UIN RIL.
Majelis itu menunjuk Marfen Efendi sebagai Nahkoda, Marven pun langsung bergerak cepat untuk mengusut tuntas kejadian yang baru-baru viral dengan membuat surat kuasa kepada Yayasan Lembaga Hukum Bela Rakyat (YLHBR).
Surat kuasa itu pun langsung dibuat dan diterima oleh Hermawan, SHI., MH., CM., SHEL., yang juga Alumni dari UIN.
“Terima kasih, atas surat kuasanya. Saya juga sebagai Alumni merasa terpanggil untuk nama baik UIN maka langkah saya akan melaporkan kejadian ini kepada cyber Polda Lampung di tembuskan kepada Mabes Polri, Forensik IT di Palembang, Kementrian Agama dan UIN sendiri. yang bisa menjawab benar atau tidaknya itu dikloning hanya pihak kepolisian, harapan kita ada yang bertanggung jawab atas kejadian ini,” Ucap Hermawan.
Para Alumni pun menyepakati hasil rapat dan akan mengagendakan rapat kembali sekaligus jumpa pers secara terbuka atas nama Majelis Penyelamat UIN Raden Intan Lampung. | red/hmw