[espro-slider id=24622]
Seni & Budaya | Memperingati HUT Komnas Perlindungan Anak (Komnas Anak) ke-18, Ketua Umum Komnas Anak bersama para Komisioner dan masyarakat menggelar doa bersama dengan menyalakan 1.000 lilin demi mengenang korban kekerasan terhadap anak yang dialami Angeline, Yuyun, dan Intan.
Diketahui Angeline merupakan siswi Kelas II SDN 12 Sanur Bali yang dibunuh dan dikubur di dekat kandang ayam belakang rumah ibu angkatnya, Margareta di Bali pada pertengahan tahun 2015. Setelah diselidiki, ternyata dengan kejam Angeline dibunuh oleh Margareta, lalu dikubur di belakang rumahnya sendiri.
Sementara Yuyun merupakan siswi SMP di Kecamatan Padang Ulak Tanding, Bengkulu yang tewas setelah diperkosa 14 orang. Yuyun diperkosa ramai-ramai hingga tewas, dan mayatnya dibuang ke semak-semak.
Kekerasan juga dialami Intan yang merupakan bocah korban bom gereja di Samarinda. Ia meninggal setelah sekujur tubuhnya mengalami luka bakar akibat terkena bom. Intan sempat dirawat di rumah sakit, tetapi nyawanya tak tertolong lagi.
Komnas Perlindungan Anak memberikan perhatian serius terhadap kasus ketiga korban kekerasan anak dan berkat usaha keras Komnas Anak, para pelaku akhirnya berhasil dijebloskan ke penjara.
“Angeline anakku, Indonesia hebat bila Indonesia bebas dari bom, bebas dari kekerasan, bebas dari kejahatan terhadap anak-anak,” ucap Ketua Komnas Anak, Arist Merdeka Sirait saat memberikan sambutan dalam peringatan HUT ke-18 Komnas Anak.
Angeline, kaulah anak Indonesia, sambung Arist, semangatku dan motivasiku. Kematianmu Angeline, akan kami gunakan untuk menciptakan negeri menjadi ramah dan layak bagi anak-anak Indonesia.
“Hentikan bom, hentikan kekerasan terhadap anak. Ayo kita putus rantai kekerasan terhadap anak,” tegas Arist.
Ketua Umum Komnas Anak juga menyebutkan, anak-anak adalah amanah, anak adalah titipan dan anugerah.
“Tragedi Yuyun dan Angeline, bahkan tragedi Intan sekalipun, mari kita hentikan sekarang juga, dan putus mata rantai kekerasan terhadap anak dimana pun itu berada. Beri efek jera kepada pelaku kekerasan anak agar kejadian serupa tidak terulang lagi di negeri pertiwi Indonesia kita ini, ” tegasnya. | red