Metro | Angga Satria Pratama mengajak milenial untuk berkarya, karena karya adalah salah satu bentuk protes kepada pemerintah selain berunjuk rasa. Selain itu, mengajak milenial untuk menjadi aktivis sejati.
Hal tersebut disampaikan Angga Satria Pratama Anggota Komisi 2 DPRD Provinsi Lampung dan juga Wakil Ketua Fraksi Demokrat DRPD dalam reses di Tejoagung Metro Timur Kota Metro, Sabtu (5/9/2020).
“Bahwa aktivis sejati bukanlah orang-orang yang berteriak bahwa sungai itu kotor, tetapi aktivis sejati adalah orang yang bekerja membersihkan langsung sungai yang kotor,” ucap Kyai Angga sapaan akrab anggota DPRD termuda.
Ditambahkannya, bahwa dahulu dia beserta tim membuat penghemat bahan bakar hingga kompor berbahan bakar air, karena itu adalah bentuk protes terhadap pemerintah atas tingginya harga bahan bakar di Indonesia.
“Milenial jangan takut berpikir gila, karena di negara lain, berpikir di luar nalar adalah hal biasa, namun di negara kita justru dicaci, dihina dan lain sebagainya,” ujar Angga..
Saat ini menurut Angga, anak muda harus berkreatifitas karena jika mengandalkan pemerintah belum tentu cepat.
“Pengajuan di Indonesia, harus keras dulu, mungkin harus demo, baru diperhatikan, maka kita harus berkreatifitas,” katanya.
Berbicara UMKM, Angga mengajak pelaku UMKM untuk jeli memanfaatkan teknologi.
“Saya sudah ketemu, anak muda yang penghasilannya, melebihi dewan. Ke depan, akan banyak pekerjaan yang tidak kepikiran, akan menjadi penghasilan. Dulu hanya joget-joget, dibilang gila. Sekarang joget-joget, bisa menjadikan jutawan. Kalau digunakan dengan tepat, hape yang hanya 1 sampai 2 juta ini, bisa menghasilkan puluhan juta per bulan. UMKM, yang biasa atau konvensional mengalami kebangkrutan, tapi UMKM yang sudah pandai menggunakan digital media, justru ramai, seperti contoh di Tik Tok,” katanya.
Dia melanjutkan, diantara UMKM, kalau kita bisa memanfaatkan peluang, akan memanfaatksn arus maka akan meningkatkan peluang. Masa corona adalah survival the fitest. Virus corona memang berbahaya, bukan virus yang mematikan, tetapi cepat penyebarannya, cepat menular.
“Efek corona, juga untuk orang yang mampu kuat secara efektifitas otaknya. Jadi ketika arus besar datang kita mengikuti arus, jangan sampau tidak bisa. Indonesia ini saat ini mengalami resesi, dulu pernah merasakan Indonesia mengalami resesi, seperti makan singkong dan lain sebagainya. Singapura dengan tegas mengatakan bahwa sudah resesi, tetapi Indonesia masih malu-malu, sedangkan masyarakat sudah merasakan bahwa saat ini sudah resesi,” katanya.
Di akhir pertemuan, Angga memberikan pesan moral bahwa bahwa aktifis sejati bukanlah orang yang berteriak bahwa sungai itu kotor, tetapi aktifis sejati adalah orang yang terjun langsung membersihkan sungai yang kotor itu.
Acara yang dihadiri puluhan anak muda tersebut, berjalan sejak pukul 19.00 WIB hingga 21.00 WIB, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan dan berjaga jarak. | (Aliando).