Penurunan kinerja LU PBE dan Trans-Gud tersebut sejalan dengan berlanjutnya normalisasi kinerja LU tersier di tengah permintaan swasta dan perdagangan antar daerah yang melambat. Lebih lanjut, LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tercatat hanya tumbuh 1,28% (yoy), melambat dibandingkan 1,45% (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Penurunan kinerja LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan terutama disebabkan oleh penurunan produksi jagung sebagai salah satu tanaman yang sangat rentan dipengaruhi kondisi cuaca dan harga pupuk yang kembali meningkat, yang kemudian berdampak kepada kenaikan harga pakan ternak yang mempengaruhi kinerja produksi sub LU Peternakan. Selain itu, kinerja sub LU Perkebunan juga tercatat mengalami penurunan, terutama untuk kopi, kelapa sawit, dan karet.
Di sisi lain, pertumbuhan positif perekonomian Lampung pada Tw-III 2023 ditopang oleh peningkatan kinerja LU Konstruksi dan perbaikan LU Pertambangan yang masing-masing tumbuh 9,16% (yoy) dan 6,94% (yoy), menguat dibanding priode sebelumnya yang hanya tumbuh masing-masing 2,37% (yoy) dan 1,77% (yoy).
Menguatnya sektor konstruksi didukung peningkatan realisasi pengadaan semen dan produksi bahan galian akibat proyek konstruksi yang meningkat. Sementara itu, menguatnya kinerja sektor pertambangan didorong oleh produksi minyak bumi Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES) yang meningkat menjadi 20.500 BOPD dari 6.100 BOPD pasca dilakukannya revitalisasi main oil line (pipa bawah air) sepanjang 30 km.
Revitalisasi pipa yang telah selesai pada awal September 2023 mendukung reaktivasi 48 sumur-sumur minyak di Central Business Unit.