LAMPUNG7NEWS, Lampung Timur – Menjelang Perayaan Hari Raya Nyepi, ribuan umat Hindu Bali di Lampung Timur pada minggu sore tadi, menggelar upacara Melasti di pinggir pantai. Upacara Melasti ini diawali dengan sembahyang bersama dan dilanjutkan melarung aneka sesaji ke laut bertujuan untuk pensucian diri menyambut datangnya Hari Raya Nyepi (1 Saka 1938).
Upacara Melasti ini, untuk pertama kalinya umat Hindu Bali di Lampung Timur menggelar di pantai Pesisir Timur. Sebab tahun–tahun sebelumnya umat Hindu Bali di Lampung Timur menggelar upacara Melasti bergabung dengan umat Hindu Bali lainnya di pantai Dewata Lampung Selatan.
Upacara Melasti ini, bertempat di pesisir pantai di desa Muara Gadingmas, Kecamatan Labuhan Maringgai. Bagi umat Hindu Bali, tradisi atau upacara Melasti hukumnya wajib sebelum mereka merayakan Hari Raya Nyepi. Upacara Melasti dilaksanakan setiap tahunnya, tiga hari sebelum perayaan Hari Raya Nyepi.
Dalam upacara Melasti ini, hadir Chusnunia Chalim Bupati Lampung Timur didampingi Asisten I Tarmizi Suhaemi, Kepala Dinas Pariwisata Mastur dan mantan Sekda Lampung Timur I Wayan Sutarja. Dalam sambutannya, Bupati Lampung Timur Chusununia menyatakan, tradisi Melasti ini dapat dijadikan salah satu wisata budaya, namun tidak mengurangi kesakralan ibadah.
Sebagai Pemerintah Lampung Timur, pihaknya akan mengagendakan kegiatan ini setiap tahun serta menfasilitasi anggaran untuk keagamaan. Sebab di Lampung Timur terdiri dari berbagai etnis, budaya serta kepercayaan, diharapkan dapat membangun persatuan serta saling toleransi sesama pemeluk agama.
Sementara I Wayan Sutape Ketua Parisada Hindu Lampung Timur menyatakan, upacara Melasti merupakan sarana pensucian diri untuk menyambut datangnya Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu Bali. Upacara Melasti digelar bertujuan untuk menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan.
Selain melakukan persembahyangan, upacara Melasti bertujuan pembersihan dan penyucian benda sakral milik Pura (Pralingga atau Pratima Ida Bharata dengan segala perlengkapannya). Benda–benda tersebut sebelumnya di arak mengelilingi desa, dimaksudkan untuk menyucikan alam sekitarnya.
Laporan Riswan.