Saat ini, wahana penjelajah milik NASA, Perseverance, sedang mengambil sampel dari dasar danau yang dulunya kering di wilayah bernama Kawah Jezero, tepat di sebelah utara khatulistiwa Mars.
Tujuan penjelajahan itu adalah mengumpulkan lusinan sampel dan mengembalikannya ke Bumi pada awal dekade 2030-an.
Melalui misi yang dikenal sebagai Mars Sample Return itu, contoh bentang alam Mars akan diselidiki secara mendetail untuk mengetahui tanda-tanda kehidupan di sana. Misi tersebut saat ini tengah menghadapi kesulitan, terutama soal pendanaan. Namun jika NASA berhasil mengatasinya, ada kekayaan ilmiah yang berpotensi mereka raih.
Susanne Schwenzer, ilmuwan planet di The Open University di Inggris dan anggota tim sains Mars Sample Return, menyebut kehidupan masa lalu di Mars dapat meninggalkan jejak pada interaksi batuan dan airnya.
“Jika Anda memiliki kehidupan, segalanya terlihat sangat berbeda,” katanya.
“Jika kita memiliki sampel dari Mars, kita dapat mempelajari detail miniaturnya untuk mempelajari proses ini,” ujar Schwenzer.
Ada kemungkinan beberapa sampel dari Mars bahkan mengandung fosil mikroba di dalam bebatuan.
“Saya sebagai ilmuwan tidak akan menghabiskan hidup saya untuk hal ini jika saya tidak berharap bahwa kita memiliki peluang bagus untuk menemukan sesuatu,” kata Schwenzer.
“Saya harap kita akan menemukan sesuatu, tapi saya tidak bisa memprediksinya.”
Kalaupun tanda-tanda kehidupan di Mars terdeteksi, hal tersebut bukanlah bukti nyata adanya kehidupan alien yang tersebar luas di tempat lain di alam semesta. Mars dan Bumi memiliki sejarah serupa, yang berarti keduanya memulai asal usul kehidupan yang sama.