Mars, yang diyakini pada akhir abad ke-19 memiliki kanal dan sungai yang menampung kehidupan, ternyata sebagian besar wilayahnya merupakan gurun kering dan tandus. Sementara itu, planet-planet di sekitar bintang lain berukuran sangat kecil sehingga sulit untuk menemukannya, apalagi mempelajari banyak hal tentangnya.
Untuk memburu kehidupan di luar bumi, para astronom harus menyempurnakan cara kita mencarinya. Mereka juga harus bersiap menghadapi kemungkinan bahwa peluang mendeteksi apa pun sangatlah kecil, baik berupa bukti adanya mikroba atau penanda kimia di atmosfer yang jauh.
Dibandingkan dengan khayalan Hollywood tentang kontak pertama manusia dengan kehidupan di luar bumi, upaya para astronom ini mungkin tampak antiklimaks. Namun bukti kuat bahwa kehidupan ada di luar batas Bumi jelas akan mengubah pandangan mendasar manusia tentang alam semesta.
Dua pesawat ruang angkasa akan mengunjungi bulan es Europa di Planet Jupiter untuk mempelajari luas lautan yang ada di bawah permukaan retakannya.
Di tata surya kita, saat ini Mars bisa dibilang merupakan tujuan paling populer untuk berburu kehidupan lain. Kita tahu bahwa planet ini kemungkinan besar basah dan diprediksi pernah dihuni miliaran tahun yang lalu. Dasar argumentasi itu adalah keberadaan lautan dan danau di permukaannya.
Baru-baru ini para ilmuwan bahkan menemukan petunjuk menarik bahwa mungkin masih ada air cair di Mars, yang tersembunyi di bawah lapisan es selatan planet tersebut.