Agar aksinya tak diketahui oleh orang tua korban, Hannah menggunakan nama samaran ketika berusaha mengajak korbannya ke luar dari rumah.
Ia terlebih dulu menelpon orangtua bocah tersebut dan mengaku sebagai Olivia, orang tua dari Kayla yang disebut sebagai kekasih siswanya itu.
“Sepertinya Kayla dan (anak laki-laki itu) baik-baik saja, jadi saya senang untuk mengantar mereka berkeliling,” kata Hannah Haris lewat percakapan telepon kepada orangtua si bocah.
Namun jaksa Simon Wilshire mengatakan kepada pengadilan bahwa semuanya adalah penipuan.
“Nama Kayla dan Olivia adalah fiksi untuk menyembunyikan fakta bahwa mereka bertemu,” tegasnya.