LAMPUNG7COM | Perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Metro terhadap cabang olahraga (Cabor) yang bernaung dalam tubuh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) menjadi Pekerjaan Rumah (PR) yang perlu ditindaklanjuti.
Ketua KONI Kota Metro, Ampian Bustami melalui Sekretaris Arif Budi Sulistyo mengatakan, peran pemerintah dalam melakukan pembinaan terhadap Cabor akan berdampak pada capaian prestasi masing-masing Cabor.
“Sejauh ini sudah ada bantuan dalam bentuk dana pembinaan tapi itu masih minim. Harapannya pada pemkot Metro untuk memperkuat sinergitas antara pemerintah terhadap pegiat olahraga. Prestasi olahraga tidak bisa sendiri, tapi harus ada keterlibatan bersama dari pemkot dan pegiat olahraga,” ucap Arif kepada awak media, Selasa (14/9/2021).
Pria yang akrab disapa Arif Nanang itu mengaku, sejauh ini bentuk perhatian Pemkot terhadap dunia olahraga hanya sebatas uang pembinaan yang nilainya berbeda-beda di masing-masing Cabor.
“Terkait dengan perhatian pemerintah, memang selama ini sudah ada perhatian terhadap atlet KONI dalam bentuk dana pembinaan setiap tahunnya, tetapi memang kalau bicara dana pembinaan dapat dikatakan masih kurang. Sejauh ini hanya digelontorkan dana pembinaan itu berbeda-beda, antara 5 juta sampai 17,5 juta di masing-masing cabor. Jadi relatif, tergantung prestasi masing-masing cabor,” bebernya.
Ia menjelaskan, baru dua Cabor yang dilaporkan kepada KONI untuk atlet yang mewakili Kota Metro mengikuti ajang bergengsi Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XX di Papua.
“Persiapan PON ke XX Papua, atlet Metro yang ikut dan terseleksi oleh KONI Provinsi itu ada 2 Cabor yaitu softball dan judo. Artinya tidak semua atlet cabor yang ada di Metro ikut, tapi di seleksi oleh Koni Provinsi, dan segala sesuatu keberangkatan pun mereka mengatur, kebetulan atlet softball dan judo ada sumbangsih atletnya dari Metro yang terpilih,” jelas Arif.
Arif juga membeberkan bahwa peran Pemkot Metro sejauh ini pada atlet berprestasi di Cabor tertentu. Ia berharap, Pemkot dapat memberikan apresiasi secara merata kepada seluruh atlet di masing-masing Cabor di Metro.
“Sejauh ini apresiasi bagi para atlet relatif, tergantung prestasi yang ditorehkan dari masing-masing cabor. Meski begitu, lebih condong kurang dari cukupnya. Karena, memang untuk membina cabor itu, kalau tidak cinta olahraga, ya susah. Artinya olahraga itu membutuhkan biaya yang tinggi. Jadi tidak serta merta prestasi akan muncul tiba-tiba,” terangnya.
Sekretaris KONI Metro itu juga berharap, para atlet di dua cabor yang bertanding di PON XX Papua dapat membawa pulang prestasi berupa medali.
“Yang paling utama saat ini adalah perhatian pemerintah, dan kamipun menyadari kemampuan pendanaan Pemerintah Daerah terbatas. Kami kemarin berpesan pada yang berangkat, bisa mendapat medali minimal perunggu. Tapi kalau judo kami targetkan emas. Artinya untuk bisa memunculkan prestasi, tidak hanya atletnya sendiri. Tanpa dorongan dari pihak lain, akan sulit bagi atletnya,” tandas Arif Nanang. | Aliando