Di dalam sejarah peradaban yang ada, Islam selalu dipecah-belah oleh kepentingan politik pragmatisme, khususnya ketika ditambah dengan narasi keagamaan. Karena praktik yang sering terjadi, politisasi agama dapat memicu degradasi esensi nilai-nilai agama yang seharusnya mulai dan agung untuk persatuan dan kesatuan.
Islam terpecah karena kepentingan politik. Sehingga yang terjadi adalah gerakan kekerasan yang mendegradasi esensi agama, selama ini Islam seringkali dianggap sebagai agama intoleran, ekstrimis, dan sejenisnya.
Hal demikian terjadi karena beberapa kelompok mengatasnamakan agama Islam untuk kepentingan kekuasaan atau pragmatisme politik melakukan perilaku yang seperti itu, intoleran dengan perbedaan, selalu menitikberatkan eksklusivitas dan bertindak ekstrim bahkan tak segan-segan dengan narasi kasar dan perbuatan yang tidak mencerminkan rahmatan lil ‘alamin.
Oleh sebab itu, saya mengajak semua stakeholder umat Islam khususnya para tokoh dan warga Indonesia untuk bersama-sama aktif membebaskan stigman negatif bahwa Islam adalah agama yang intoleran, ekstrim dan sejenisnya itu. Caranya dengan berperilaku baik dan menyebarkan kebaikan. Maka, saya menginginkan untuk menyelamatkan Islam dari anggapan negatif, intoleran, ekstrimis, dan sejenisnya.