Maka sejarah-sejarah politisasi agama yang melahirkan kekerasan, perpecahan dan pertikaian harus kita antisipasi. Jangan sampai embrio-embrio politisasi agama terus berkembang di media sosial.
Tidak saja akan melahirkan ketegangan tetapi konflik sesama dan dengan lainnya akan tercipta. Dan tahun 2024 akan menjadi postulat dalam gerakan politisasi agama.
Embironya telah lahir dan mau tidak mau harus kita cegah. Jika agama sudah ditunggangi oleh politik maka kejahatan akan terlihat terhormat. Politisasi agama dimana-mana akan membuat konflik, termasuk di berbagai negara-negara.
Seperti Afghanistan, Somalia dan lain sebagainya. Bahkan ada orang lahir di masa perang dan orang mati di masa perang. Ini semuanya harus kita cegah semaksimalnya. kekerasan, intoleransi, radikalisme dan terorisme menyasar semua agama. Tidak hanya terjadi dalam agama Islam.
Intinya, ketika agama ditunggangi politik maka akan berpotensi melahirkan orang-orang brutal. Ini semuanya karena politiasi agama. Kita jangan mau dipengaruhi oleh kepentingan yang tidak membawa masalahat dalam bernegara. Jika kita terbawa arus maka pada akhirnya kita akan bernasib sama dengan mereka-mereka di masa lalu yang telah melakukan politisasi agama.
Dan kita harus berani melawan politisasi agama. Namun bukan berarti agama dan politik kita pisahkan. Agama dan politik seyogyanya harus saling mengisi dan tidak saling menekan. Agama sebagai sumber inspirasi dalam bernegara dan negara/politik mewadahi praktik-praktik beragama yang toleran, damai dan menjunjung nilai-nilai universal.