Topeng di Indonesia
Beberapa litaretur zaman kolonial yang sempat penulis telusuri di perpustakaan sejarah digital Delpher.nl, versi digital baik surat kabar, buku, dan majalah terkait Belanda dan Indonesia (termasuk Hindia Belanda) menemukan beberapa buku berbahasa Belanda yang sempat menyinggung prihal topeng diantaranya:
1) Catalogus Ethnoogische VerzanelingBataviaasch Genootschap Kunsten En Wewtenschappen Mr. J.A Van DerCHIJS, tahun 1894. 2) Juynboll, Dr. HH: Das Javanische Maskenspiel (mit TafelV-VII), 3) Lekkerkerker, C, tahun 1928 (de maskerspelen of topeng, waabii gemaskerde personen optreden de eigenlijke beschaafde) 4) J.A Loeber Jr (Houtsnijwerk En Metaalbewerking In Nederlandsch-Indie) Koloniaal Instituut Amsterdaam. Geillustrederde Beschrijvinger van Indische Kunstanijverheid(No VIII (slot)
Dari buku-buku tersebut, beberapa penulis TEMPO DOELOE secara umum menjelaskan tentang pembuatan topeng untuk permainan topeng. Topeng di Indonesia terbuat dari kayu, terutama dari jenis yang lembut, dicat dan disepuh; beberapa di antaranya dihiasi dengan mahkota dari kulit, pada ketinggian rata dengan mulut dibuat tempat menggigit topeng atau terkadang bisa juga diberi tali kulit yang digunakan untuk pengikat topeng. Pertunjukan topeng merupakan silih bergantinya dialog dan tarian topeng, resitasi dalang, pemimpin permainan, dan musik gamelan.
Ditemukan juga patung-patung kayu seperti di Nias, bagian Barat Laut Papua Nugini dan di beberapa Pulau Barat Daya memiliki tujuan yang berbeda. Inilah yang disebut patung leluhur atau jiwa. Mereka berhubungan paling dekat dengan pemujaan yang umum di wilayah roh leluhur. Ukiran kayu yang sangat indah ditemukan di Jawa, di mana Jepara dan Bali secara khusus cukup dikenal. Di sebagian besar pulau di Luar Jawa, dekorasi rumah dengan ukiran kayu terutama Nias, negara Batak (Toba-Batak) dan Sulawesi Tengah.